25 Desember 2015
Mak Kinem, tunanetra pemipil jagung |
Beberapa
waktu lalu, saya diajak oleh seorang teman untuk
ikut dalam kegiatan sosial. Mendengar hal itu, tak perlu pikir panjang, saya
langsung mengiyakan dan bergabung bersamanya dalam kegiatan tersebut. Kegiatanya ialah memberikan bantuan berupa uang atau barang kepada orang-orang tua yang ditinggalkan anak dan keluarganya atau mereka yang hidup sebatang kara.
Menyadari bahwa saya masih bisa makan 3 kali sehari, bisa beli pulsa, bisa beli bensin untuk naik motor setiap hari dan banyak lainnya, sementara ada orang lain yang tak mampu melakukannya bahkan untuk makan dengan layak. Saya tak punya kekuatan hati jika hal itu terjadi pada orangtua saya sendiri. Bagaimana bila suatu waktu orang tua saya kesulitan dan tak ada yang mau mengulurkan tangan.
Menyadari bahwa saya masih bisa makan 3 kali sehari, bisa beli pulsa, bisa beli bensin untuk naik motor setiap hari dan banyak lainnya, sementara ada orang lain yang tak mampu melakukannya bahkan untuk makan dengan layak. Saya tak punya kekuatan hati jika hal itu terjadi pada orangtua saya sendiri. Bagaimana bila suatu waktu orang tua saya kesulitan dan tak ada yang mau mengulurkan tangan.
Kemudian,
hari jumat (25/12/15) lalu, saya dan beberapa sahabat yang terlibat berhasil
mengumpulkan dana. Kami bersilaturahmi kepada mak Kinem yang tinggal di sebuah
rumah sangat sederhana di desa Krosok, Sendang, Tulungagung.
Ketika
kami berkunjung, beliau sedang di rumah tetangganya untuk memipil jagung. Salah
satu sahabat (kami) menjemput dan mengajaknya pulang sebentar. Beliau berjalan
meraba-raba udara dengan dipapah.
Mak
Kinem adalah seorang tunanetra yang kehilangan indranya ketika beliau sedang
bekerja. Pecahan kayu melukai matanya, cukup parah sehingga menjadikan kondisi
beliau seperti sekarang ini. Mak Kinem tinggal seorang diri di rumah kecilnya.
Sehari-hari, beliau menjadi buruh pipil jagung di salah satu rumah
tetangga.
Selain
itu, beliau juga menggunakan kemampuannya sebagai tukang pijat. Seperti yang
terlihat di dalam rumah beliau yang terdiri dari dua ruang. Ruangan pertama
dekat pintu masuk terdapat dua amben. Mungkin salah satunya
digunakan untuk memijat orang-orang yang menginginkan jasanya. Sementara
diruangan lain terdapat amben sederhana tempat meletakkan barang-barang. Kondisinya bisa dikatakan "mengerikan". Semua perabot tak terawat dan dipenuhi jamur dan debu. Apalagi ketika kami datang, terdapat makanan basi yang masih dikonsumsi beliau pagi harinya. Ya Allah...
“Dek
wingi diparingi berkat. Nggih maem berkat niku,” kata beliau ketika salah
satu sahabat bertanya dari mana beliau makan.
Beberapa
tetangga kadang berbaik hati dengan memberi mak Kinem makanan. Beliau biasanya
juga makan di tempat tetangga yang memintanya menjadi buruh pipil jagung.
Selain itu, tentu saja ia tidak punya pilihan selain menunggu uluran tangan
orang lain. Jangankan untuk memasak, berjalan saja beliau kesulitan dan
seringkali tersandung.
Apakah
beliau tidak punya keluarga? Itu pertanyaan yang sangat ingin saya tahu.
Ternyata beliau memiliki dua orang anak. Kini, keduanya sudah menikah dan hidup
bersama suaminya masing-masing.
“Jarang
rene,” ucap mak Kinem sambil mengusap air mata dengan baju yang dikenakannya.
Meski
salah satu anaknya tinggal tak jauh dari rumah mak Kinem, tetapi jarang mengunjungi orang tuanya
ini. Mak Kinem tidak mengharapkan lebih. Tapi saya yakin setiap orang tua pasti
merindukan kasih sayang dari putra putrinya. Apalagi ketika kondisinya seperti ini dimana ia sangat membutuhkan seseorang di sampingnya.
Dari cerita beberapa tetangga, memang ada alasan yang menjadikan hidup mak kinem bisa seperti sekarang ini. Namun tetap saja, apapun yang telah dilakukan orang tua kita, entah itu baik atau buruk, kita tetap WAJIB mengurusnya. Seorang anak tidak punya hak untuk mengabaikan orang tua atas alasan apapun.
Dari cerita beberapa tetangga, memang ada alasan yang menjadikan hidup mak kinem bisa seperti sekarang ini. Namun tetap saja, apapun yang telah dilakukan orang tua kita, entah itu baik atau buruk, kita tetap WAJIB mengurusnya. Seorang anak tidak punya hak untuk mengabaikan orang tua atas alasan apapun.
Mak
Kinem, semoga sedikit bantuan dari sahabat-sahabat yang ikhlas menyisihkan
rezekinya bisa meringankan kebutuhan beliau. Semoga sahabat-sahabat mendapatkan
pahala dan rezeki yang barakah agar dapat membantu lebih banyak orang lagi. Dan Insaallah, selama rejeki selalu mengalir, kami akan memberikan bantuan secara rutin kepada mak Kinem. Amin.
Sedekah Yukkk!!! bersama Senyum Sahabat
Bagi sahabat yang ingin membantu bisa langsung datang ke rumah
beliau-beliau ini. Kami dengan senang hati akan memberikan informasi
yang dibutuhkan selama itu demi kebaikan.
Sedangkan bagi sahabat yang ingin memberi bantuan melalui SENYUM SAHABAT,
kami selalu berusaha menjaga amanah tersebut. Insaallah kita bersama
bisa menyampaikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang kurang
beruntung dengan penuh tanggung jawab. Sebelum memberi bantuan, alangkah
baiknya bila sahabat mengenal kami lebih dulu di SENYUM SAHABAT. Mari kita berbuat-bertindak-bergerak sekarang untuk mereka.
Bantuan bisa dititipkan langsung, atau yang terbatas jarak dapat transfer ke:
BRI 6584-01-000458-50-2 a.n. Suharyo
BNI Syariah 0399536105 a.n Anis Pustariya
BCA 0481-3450-72 a.n Endang Sf
Setelah transfer harap konfirmasi ke no. 085749163263 / 085704393184 / BBM 5E28A72D untuk mempermudah pendataan di setiap akhir bulannya.
BRI 6584-01-000458-50-2 a.n. Suharyo
BNI Syariah 0399536105 a.n Anis Pustariya
BCA 0481-3450-72 a.n Endang Sf
Setelah transfer harap konfirmasi ke no. 085749163263 / 085704393184 / BBM 5E28A72D untuk mempermudah pendataan di setiap akhir bulannya.
Sedikit bagi kita, mungkin sangat berarti bagi mereka.
Tidak perlu menjadi kaya untuk bisa memberi dan berbagi kepada sesama.
Dengan menyisihkan sedikit rezeki yg kita miliki, semoga bisa mengukir senyum saudara kita yg hidup kurang beruntung...
Tidak perlu menjadi kaya untuk bisa memberi dan berbagi kepada sesama.
Dengan menyisihkan sedikit rezeki yg kita miliki, semoga bisa mengukir senyum saudara kita yg hidup kurang beruntung...
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete