Hari minggu
(27/12/15) lalu kami sepakat untuk mengadakan kopi darat silaturahmi perdana di
Halte Cafe. Sebagian besar dari teman-teman blogger memang sudah saya kenal.
Kamipun tidak butuh waktu lama untuk mengakrabkan diri
Banyak hal yang kami
bicarakan mengenai kegiatan blogging dan blogger di Tulungagung ini. Seperti
yang telah ditulis oleh bunda Tjut di BLOG-nya bahwaq masing-masing dari kami memiliki konten blog yang berbeda.
Apa tujuan kamu
membuat blog?
Ketika pertanyaan itu
terlontar dari bunda Tjut, satu persatu blogger memberikan alasannya
masing-masing yang beragam. Saya sendiri terbahak menyadari bahwa blog saya
berisi curhat musiman. Blog yang awalnya ingin saya isi cerpen sekarang malah acak-acakkan seperti es campur. Ah, sudahlah.
Tapi saya benar-benar berpikir ketika itu. Apa tujuan saya membuat blog?
Tapi saya benar-benar berpikir ketika itu. Apa tujuan saya membuat blog?
Saya kira itu adalah
pertanyaan yang mudah. Banyak jawaban yang bisa saya gunakan atas pertanyaan
itu. Saya mencari-cari jawaban paling benar dan saya tidak menemukannya.
Blog pertama saya bernama
Reezumi’s Galery. Kemudian saya membuat blog kedua yang saya gunakan ini.
Awalnya saya membuat blog untuk kepentingan komunitas sebagai media publikasi
kegiatan-kegiatan yang saya dan teman-teman lakukan. Kemudian blog itu tak
terawat hingga akhirnya saya jadikan blog pribadi.
Tidak banyak isi di
dalamnya. Saya hanya menulis yang ingin saya tulis, bercerita apa yang ingin
saya ceritakan. Saya tak pernah punya pikiran lanjut mengenai apakah tulisan
saya akan dibaca orang atau tidak, memberi manfaat yang membaca atau tidak dan
sebagainya.
Hingga kemudian saya
mengenal dunia menulis fiksi dari sebuah kompetisi tahun 2012 lalu. Saya mulai
mem-posting beberapa cerita fiksi
namun banyak yang saya hapus karena merasa tidak percaya diri dengan tulisan
saya tersebut.
Beberapa bulan terakhir, teman-teman dari Kampus Fiksi memberikan motivasi kepada saya untuk berani menunjukkan tulisan. Saya tidak akan pernah berkembang bila takut dikritik atau malu membuat kesalahan (dalam tulisan).
Beberapa bulan terakhir, teman-teman dari Kampus Fiksi memberikan motivasi kepada saya untuk berani menunjukkan tulisan. Saya tidak akan pernah berkembang bila takut dikritik atau malu membuat kesalahan (dalam tulisan).
Menulis berbeda
dengan menjadi penulis. Yang pertama bisa sendirian, yang kedua butuh teman.
[Kampus Fiks]
Ya, saya mulai menghayati kata-kata itu. Saya perlu teman untuk menilai tulisan saya apakah sudah baik dan pantas atau belum. Saya butuh teman untuk saling menyemangati dalam menulis, saya butuh orang lain untuk memperluas cakrawala. Dan dari sanalah saya mulai berani menunjukkan tulisan saya melalui blog ini.
Ya, saya mulai menghayati kata-kata itu. Saya perlu teman untuk menilai tulisan saya apakah sudah baik dan pantas atau belum. Saya butuh teman untuk saling menyemangati dalam menulis, saya butuh orang lain untuk memperluas cakrawala. Dan dari sanalah saya mulai berani menunjukkan tulisan saya melalui blog ini.
Saya memulainya dari
postingan traveling, topik yang saya
alami langsung bisa dengan mudahnya mengalir ke dalam bentuk tulisan dari pada
fiksi yang perlu ekstra pemikiran. Sekarang saya ingin menunjukkan tulisan
entah kepada siapapun dan mengharap banyak kritikan dan masukkan. Saya ingin
melatih kemampuan menulis saya. Dengan tujuan itulah saya tidak peduli kalau
blog saya mendapatkan label blog curcol atau apapun.
Sekarang saya hanya
ingin menulis dan ingin dikritik, itu saja.
Entahlah, penjelasan
panjang saya tersebut sudah mewakili jawaban dari pertanyaan di atas atau
belum. Yang pasti sekarang saya punya teman-teman blogger Tulungagung untuk
saling mendukung dan memperkaya tulisan blog kami masing-masing. Semoga tahun
depan lebih baik. Hello 2016... YAY
Tulungagung, 27 desember 2015