Dua piala sekaligus, yang mewakili du cerpen saya |
Ini adalah hadiah untuk ibu saya. Alhamdulillah sudah ke empat kali ini tulisan saya akan di bukukan. Namun kali ini, beliau tidak dapat melihat langsung dua piala di genggaman saya.
Waktu itu, perasaan saya campur aduk antara haru dan sedih. Ibu adalah orang yang selalu mendukung saya untuk serius dengan hobi menulis ini. Meski awalnya beliau tak begitu setuju, namun setelah mengetahui lebih jauh, ibulah yang mendukung saya.
Beliau satu-satunya orang yang tahu betapa bahagianya saya ketika sebuah tulisan yang saya buat lolos kompetisi atau berhasil dibukukan. Perasaan itu selalu saya ungkapkan padanya. Dibalik letih tubuhnya tersemat senyum bahagia dibibirnya.
Namun sampai saat ibu saya pergi, beliau tidak pernah tahu bahwa apa-apa yang saya tulis adalah tentangnya, untuknya. Segala sesuatu yang saya lakukan terutama dalam dunia menulis ini adalah untuk membuatnya bangga. Saya hanya ingin di puji oleh ibu atas keberhasilan saya.
Namun, kini saya tak tau harus memamerkannya pada siapa lagi. Karena selain kepada ibu, tak ada yang menjadi tempat bagi saya menyampaikan kebanggaan-kebanggaan itu.
Mom, look at me and smile in heaven.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete