Kaliurang adalah objek wisata yang terletak
di desa Hargobinangun, kecamatan Pakem, Sleman. Sepanjang perjalanan menuju
kawasan wisata Kaliurang, kita disuguhkan panorama sejuknya gunung yang menjulang
tinggi, pepohonan dan alam yang hijau serta udara yang menyegarkan.
Di area wisata ini kita bisa berkunjung ke
beberapa tempat seperti taman bermain, gardu pandang , wisma, taman wisata
plawangan turgo. Namun, dalam kunjungan waktu itu, saya lebih memilih menyewa jeep/
Land Rover untuk berpetualang
mengelilingi Kaliurang, dari area terjangan lahar Merapi hingga ke makam Mbah
Marijan.
Pasca erupsi tahun 2006 silam, gunung Merapi
semakin diminati wisatawan yang ingin menapak tilas sisa-sisa dahsyatnya
letusan gunung tersebut. Saya dan teman-teman cukup penasaran dengan daerah
yang pernah hancur karena erupsi gunung Merapi.
Dengan menyewa jeep yang berisi 4 orang
ditambah seorang pengemudi itu kami mulai perjalanan melewati jalanan beralas sisa-sisa
pasir dan permukaan tanah tandus. Sebelumnya kami diberikan helm keamanan dan
masker standard untuk melindungi dari debu yang berhamburan.
Kami melewati bangunan-bangunan yang hancur. Rumah-rumah
yang dulunya adalah pemukiman warga tersebut tersisa tembok-tembok yang berdiri tak sempurna dan hangus. Namun
tumbuhan didaerah tersebut sudah mulai lebat dan tumbuh dengan subur.
Kemudian kami berhenti di titik pertama yaitu
museum gunung merapi. Saya memasuki sebuah rumah yang hancur dan hanya tinggal
puing-puing akibat terkena erupsi Merapi pada tahun 2010. Beberapa barang
setengah hancur diabadikan untuk mengingatkan kita betapa dahsyatnya letusan
ketika itu. Terdapat properti seperti foto sebelum dan sesudah erupsi, sepeda
motor yang tinggal kerangkanya, furnitur dan peralatan rumah tangga lain yang
sudah meleleh.
Titik pemberhentian kedua adalah bunker yang dijadikan sebagai tempat berlindung dari lahar panas. Bagi saya pribadi, melihat bunker ini secara langsung membuat saya seolah terseret ke kejadian erupsi gunung waktu itu. Saya seperti ikut menyaksikan kengerian peristiwa yang menghancurkan tempat ini. Bunker ini pula yang menjadi tempat berlindung dua relawan dari erupsi pada tahun 2010 namun keduanya ditemukan tewas kemudian.
Titik perhentian berikutnya adalah kediaman
Mbah Maridjan. Untuk sampai ke sana harus menyewa trail atau jasa ojek karena
lokasinya yang tidak mungkin dijangkau dengan kendaraan beroda empat. Karena
waktu yang singkat, kami tidak dapat mengunjungi rumah mbah marijan tersebut.
Maka, untuk mengisi waktu istirahat, kami berkeliling ke sekitar dan memandang
gagahnya gunung merapi sebagai latar berfoto kami.
Seru ya. Saya jadi kangen Lava Tour ke Merapi lagi. Udah lama banget saya belum ke Jogja lagi.
ReplyDeletewah sudah pernah ksana jg ya? iya penasaran kayak apa sekarang. pasti sudah mulai lebih hidup lagi.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete