Yup… Tahun baru 2016 kemarin saya tidak ada agenda khusus untuk berlibur. Lagipula saya juga ingin menghabiskan libur (setengah) panjang itu untuk istirahat di rumah. Namun, pada awal tahun usai dari tempat kerja, tiba-tiba saya diajak seorang teman untuk jalan-jalan ke tempat wisata Rambut Monte, Blitar. Tanpa ragu saya langsung menjawab let’s go!
Bagaimanapun juga, saya tak pernah menolak ajakan untuk jalan-jalan atau berwisata ke suatu tempat yang belum pernah saya datangi
sebelumnya. Padahal dari pagi saya kerja bakti di tempat kerja hingga siang
hari tubuh mulai lelah, tetapi semangat traveling saya selalu menyala kapanpun dan dimanapun. Akhirnya kamipun berangkat kurang lebih pukul 13.00 WIB.
Cuaca panas dengan terik yang menyengat tak sedikitpun
menggetarkan perjalanan kami. Oh iya, Beb Rina, teman yang mengajak saya
tersebut pergi ke Rambut Monte ini bersama dengan teman-teman SD dan kumpulan anak-anak satu
desanya. Otomatis, saya adalah orang asing yang menyelusup diantara mereka. Tak ada satupun orang yang saya kenal kecuali, ya Rina. But, it’s OK. Her friends are my friends too. Kekekeke Walau pada
akhirnya tetap merasa canggung meskipun mereka dengan guyonannya mencoba lebih
ramah pada saya.
Perjalanan menuju Rambut Monte ini cukup jauh. Cuaca yang
tadinya menyengat kulit perlahan berubah mendung setelah memasuki kabupaten
Blitar. Saya tidak mampu mengingat arah jalan ke sana. So, I’m sorry I can’t tell U the direction.
Kami sempat berhenti sekitar tiga kali untuk berlindung
dari hujan yang deras-reda. Ketika hujan mulai deras, kami memutuskan untuk berhenti
di depan rumah orang atau pertokoan. Namun tak beberapa lama hujan tinggal
rintik-rintik. Kamipun nekad melanjutkan perjalanan. Selang beberapa menit
hujan kembali turun. Begitulah seterusnya hingga kami harus berhenti sekitar 3
kali sebelum memutuskan untuk menerjang hujan tersebut.
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte. Rambut Monte mulai
ramai terdengar beberapa tahun silam. Lokasinya berada di desa Krisik,
kecamatan Gandusari, Blitar. Kini, objek wisata yang hijau dikelilingi
pepohonan tinggi tersebut menjadi unggulan kabupaten Blitar. Pengunjung hanya
perlu membayar Rp.2000 untuk biaya parkir dan Rp.3000 untuk tiket masuk.
Masih dengan rintik-rintik hujan, pemandangan pertama yang
menyambut kami adalah beberapa ekor kera yang lincah loncat kesana kemari. Ada
situs peninggalan kuno juga di area itu. Kemudian kami menuruni anak tangga hingga
akhirnya sampai di sebuah tempat mirip telaga. Air yang jernih menampakkan
ikan-ikan berukuran cukup besar yang jumlahnya juga banyak.
Dari sebuah bangunan, saya dapat melihat kolam tersebut
dengan jelas. Ukurannya tak begitu luas namun terlihat indah karena ada satu
titik di tengah air yang warnanya terlihat lebih cerah, cenderung berwarna
hijau tosca. Beberapa ikan kadang berkumpul di sana. Pengunjung tidak
diperbolehkan berenang atau bermain air di area telaga. Menurut kepercayaan,
ikan yang berada dalam kolam itu adalah ikan Dewa. Saya sendiri juga tak begitu
tahu jenis ikan apa itu.
Disekitarnya tumbuh kokoh pohon-pohon pinus. Berada di
bawah rimbunya pepohonan membuat suasana seolah berada di tengah hutan yang
senyap. Apalagi, hari itu sudah sore ketika kami tiba. Hanya ada suara kucuran
air yang mengalir deras yang sesekali terdengar suara burung-burung.
Meskipun air terus mengalir ke arah sungai dibawahnya, namun air di danau tidak berkurang. Sumber mata air danau dikatakan tidak pernah kering. Saya sempat kagum dengan hal ini. Berkali-kali saya bertanya kepada teman saya, “Kok bisa?” Saya tidak melihat dari mana air sumber itu berasal karena air di dalam kolam begitu tenang tanpa arus pergerakan berarti. Malah airnya mengucur keluar dari kolam dalam jumlah yang banyak. Lalu dari mana asalnya air dalam kolam tersebut tetap ada? Apakah dari titik berwarna tosca tadi? Ah, masih belum bisa mencernanya dengan terbatasnya logika saya.
Oke. Hari semakin petang. Sudah lewat pukul 17.00 WIB,
akhirnya kami segera bergegas untuk pulang sebelum kemalaman. Pada akhirnya
kami memang pulang kemalaman. Biasanya perjalanan pulang akan terasa lebih
cepat daripada saat berangkat. Namun hari itu saya merasakan sebaliknya. I don’t know. Semoga bisa mengunjungi
tempat wisata lain di Blitar.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete