Saya mencoba untuk menghidupkan blog ini agar lebih up to
date. Namun seringkali saya sulit mengatur waktu untuk menulis karena
banyaknnya hal yang harus saya kerjakan ditambah fisik yang tak se-fit dahulu
lagi. Hasilnya, cerita-cerita khususnya traveling dan keliling Tulungagung yang
harusnya segera saya post harus terlewat waktu cukup lama.
Oke, Saya masih baru memulai dan sedang belajar. Semoga
semakin baik dan konten di dalamnya juga semakin berkualitas. Let’s check this
out.
Kemarin (17/01/16) adalah gathering pertama di tahun 2016
bagi kami, Paseduluran JRSC Tulungagung. Komunitas yang sudah bersama-sama
selama 7 tahun ini masih bisa mengatur jadwal untuk berkumpul meski intensitasnya
sudah tak sesering dulu. Kesibukan masing-masing anggota dan domisili yang
semakin berjarak menjadi masalah kita untuk menjalin bersilaturahmi.
Hari itu kami juga berkumpul bersama beberapa JRSC luar
kota yang sengaja singgah ke kota kami untuk menjalin komunikasi dan
mendiskusikan sesuatu. Lalu setelah merundingkan bersama, Kopi Paste menjadi
pilihan tempat yang nyaman karena sebelumnya kami juga pernah gathering di
sini.
Selain berada di pusat kota
yaitu di Jl. I Gusti Ngurah Rai Gang 8 No.16 - Tulungagung, ornamen kayu yang
khas dengan dominasi dinding berwarna hitam membuatnya mudah dikenali. Kafe ini juga memiliki beberapa furniture
unik yang berasal dari barang-barang recycle. Ya, kesan kreatif patut melekat
pada kafe ini.
Salah satu contohnya adalah
tempat duduk yang terbuat dari seng besar yang dimodifikasi dengan papan kayu
sehingga bisa dijadikan kursi. Furnitur lain adalah lampu yang dikemas dalam
gelas kaca sehingga menimbulkan kesan klasik yang unik. Terdapat pula vas bunga
cantik yang terbuat dari bohlam yang menjadi pemanis meja.
Lalu bagaimana dengan menu
makanan dan minumannya? Beberapa hidangan ini bisa kita coba untuk mengisi
perut. Sementara itu, yang cukup bervariasi adalah pilihan minuman yang
disediakan. Banyak cold or hot drink yang menyegarkan tenggorokan.
Salah satu menu yang saya cicipi adalah mie kuah. Saya hanya memilih menu acak waktu itu karena terlalu lapar saat sampai di sana. Apalagi melihat teman yang sudah menyantap hidangan mie dengan kuah kental tersebut membuat saya ingin mencobanya. Rasanya standar, seperti masakan mie pada umumnya. Beberapa waktu sebelumnya saya juga sempat mencoba omelete. Ya, olahan mie masih menjadi favorit saya. Semoga lain kali bisa mencicipi makanan yang lainnya yang lebih istimewa di sini.
Satu hal lagi yang membuat
saya menyukai kafe ini yaitu library corner. Ya, ini kafe kedua yang
saya datangi setelah Halte Café yang menggunakan konsep kafe dan perpustakaan.
Beberapa genre buku dan majalah tersedia di salah satu sudut. Kumpulan
seri komik juga berjajar di sana. Bukan hanya sebagai pajangan, buku-buku
tersebut bisa dibaca dan sudah disediakan tempat khusus untuk mengembalikan
buku yang telah dibaca.
Kafe ini terdiri dari beberapa tempat duduk
yang dibatasi dinding dengan jendela kaca maupun kayu. Kita bisa memilih meja
di bagian teras, di dalam ruangan yang sejuk, maupun bagian samping yang
sama-sama nyaman dan memiliki barang-barang unik di setiap dekorasinya. Kafe
yang buka mulai pukul 15.00 WIB dan pukl 13.00 WIB di hari sabtu minggu ini
sangat cocok untuk makan dengan teman maupun sahabat. Tetapi jangan pernah
datang di hari kamis karena kamis liburan, begitu yang tertulis di salah satu
papan.
Nb: Photos by