Assalamualaikum, Alhamdulillah ya Rabb, akhirnya proses cabut gigi impaksi yang
pertama sudah selesai. Ini hari kedua aku bikin dan langsung posting tulisan
ini. Gimana rasanya? Yakin deh NGGAK SAKIT SAMA SEKALI. Worth
it banget dibanding sakit ketika gigi itu masih ada dan panjangnya
perjuangn ngurus proses operasi itu sendiri.
Lega banget nggak terasa ngilu-ngilu lagi.
Oke,
setelah tulisanku PART 1 dan PART 2 tentang gigi impaksi telah terposting, hari ini
bagian ketiga akan aku ceritakan proses mengurus operasi gigi impaksi memakai
BPJS. Jarak waktunya emang lama sih,
kalau ada tabungan berlebih pengen cabut gigi yg kedua dengan biaya sendiri
saja. Hehe...
Pertama, Mengurus Surat Rujukan
Aku mengurus rujukan ke faskes
pertama dari BPJS milikku yaitu di Klinik
Cordova, Bago, Tulungagung. Cukup cepat kok, setelah mendapat diagnosa impacted teeth, bagian administrasi
bakal memproses surat rujukan. Awalnya
aku dirujuk ke salah satu rumah sakit di Malang (lupa namanya). Namun karena
terlalu jauh, aku minta tolong untuk cek
adakah tempat lain yang lebih dekat.
Seperti yang sebelumnya aku bilang,
pencabutan gigi impaksi ini hanya boleh dilakukan oleh Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut, sementara di Tulungagung tidak terdapat
dokter dengan gelar tersebut. Untuk itu
aku harus ke luar kota.
Kunjungan Pertama di Rumah Sakit Gambiran
Dapatlah Rumah Sakit Gambiran Kediri
sebagai lokasi rujukan. Nah, karena rumah sakit ini cukup besar dan
merupakan rujukan dari berbagai wilayah, antriannya pun panjng seperti RS pada
umumnya. Aku berangkat ba'da subuh dan
sampai lokasi itu sudah panjang sekali antreannya. Orang-orang meletakkan barang pribadi
masing-masing dan dijajar lurus tempat pengambilan tiket sebagai penanda antrian.
Setelah mendapat nomor antrian ke
bagian klinik gigi, aku mengumpulkan berkas dan menanti panggilan. Karena
merupakan pasien baru, jadi proses antrinya lumayan cepat. Dokter memeriksa dan benar bahwa ada tiga
gigi yang tumbuh secara miring, ketiganya mendorong ke arah gigi depannya. Barulah aku dibuatkan pengantar untuk melakukan
rontgen gigi panoramic.
Kunjungan Kedua, Rumah Sakit Gambiran
Pertemuan kedua dijadwalkan seminggu
setelahnya. Jangan lupa ngantri lagi di loket ya, aku sarankan datang pagi saja supaya lebih
cepat ditangani. Nah, kemudian aku mengambil
hasil rontgen di bagian instalansi radiologi, lalu kembali ke bagian klinik
gigi. Namun sayang sekali, aku dan
beberapa orang yang datang harus mengatur ulang jadwal karena hari itu pasien
sudah terlalu banyak. Pertemuan kedua pun gagal dan aku harus kembali minggu
depannya.
Kunjungan Ketiga, Rumah Sakit Gambiran
Alhamdulillah dikunjungan ketiga aku
datang lebih pagi dan ternyata mendapatkan surat pengantar untuk ke
laboratorium patologi. Dalam hati berfikir kenapa nggak sekalian dilakukan saat
rontgen kemarin, kenapa harus datang tiap seminggu sekali yang memaksaku untuk
izin kerja berkali-kali. Lalu logika menjawab,
"Ah, mungkin
begini prosedurnya. Memang antriannya yang cukup banyak."
Oke,
sebelum menuju lab, salah seorang perawat memberikan pertanyaan tak
terduga. "Mbak mau dicabut satu persatu atau tiga
sekaligus? "
What? Aku tersentak lalu membalas gagap, "Sekaligus mbak? "
"Iya, kalau satu
persatu nanti operasinya bisa dilakukan di sini. Tapi kalau sekaligus itu harus minta rujukan
ke RS Bhayangkara Kediri."
Aku hanya terdiam kaku, nggak pernah membayangkan akan mendapat
pilihan macam ini. Hingga kemudian salah
seorang perawat lain menimpali, "Sekaligus saja lho
mbak biar cepat beres, nggak nunggu
lama-lama."
Hm,
dalam hati pengen nangis. Lalu karena
melihatku masih bimbang, maka si mbak
perawat meyuruhku berpikir sambil mengurus ke bagian laboratorium.
Yup,
saat itu langsung menuju lab, petugas mengukur tekanan darah dan mengambil sample darah. Hasil dapat keluar satu jam lagi. Dalam waktu sesingkat itulah aku mencari
sudut ternyaman untuk browsing tentang operasi impaksi bius total.
Jreng...
Jreng... Atas
berbagai pertimbangan singkat aku mengambil keputusan untuk bius total dan
mencabut ketiga gigi sekaligus. Wuzzz.... Agak keringetan sih. Jadi aku harus kembali
ke Faskes Satu untuk meminta rujukan ke RS Bhayangkara.
Kembali ke Faskes Satu, Minta Rujukan, Balik
ke RS Gambiran Untuk Jadwal Operasi
Proses yang panjang dan menguras
tenaga, ya. Ternyata faskes satu tidak bisa
memberi rujukan karena RS tersebut tidak tersedia dalam layanan BPJS. Tak ada
pilihan lain, berarti aku harus cabut satu-persatu sesuai ketentuan yang
berlaku.
Oke, minggu depannya aku kembali ke klinik gigi RS
Gambiran Kediri dan menjelaskan kondisi tadi.
Akhirnya operasi pertama mendapat jadwal tanggal 12.12.2019 angka cantik
ya, namun itu baru satu setengah bulan ke depannya. Wow lama banget. Padahal
kondisi gigiku semakin buruk. Nyeri
hampir terjadi setiap hari dan sepanjang waktu.
Aku pun meminta resep untuk mengurangi rasa sakit.
BIAYA
Sampai sini aku ringkas dulu ya,
step-step dan perkiraan anggaran biaya kalau kamu tidak menggunakan BPJS
atau asuransi kesehatan lainnya:
Keterangan
|
Biaya yang Diperlukan
|
Lab
Rontgen Panoramic
|
Konsultasi
dokter, rontgen, dll
|
Lab.
Patologi
|
Biaya cek
darah, dll
|
Obat
|
Jika sering
ngilu seperti punyaku, perlu obat untuk menghilangkan rasa sakit
|
Hari H
operasi
|
Biaya
bedah per-gigi start 1,5 juta
sampai 3 jutaan (bisa lebih) tergantung masing-masing tempat (berarti kalau
punyaku 3 gigi sama dengan 5 jutaan lebih),
biaya dokter, obat, dll.
|
Post
Operasi
|
Konsultasi
dokter, cabut benang, dll
|
Jika
melakukan operasi dengan bius total maka ada biaya tambahan berupa kamar untuk
opname minimal 2 hari dan berbagai kebutuhan lainnya.
|
Mohon maaf nominalnya tidak dapat
aku sebutkan soalnya aku juga tidak tahu pasti. Sepertinya kalau harus bayar
itu cukup pricy ya buat aku yang
kerjanya begini. Perlu nabung berapa lama itu, hehe.
HARI OPERASI
Sempat grogi dan emang nervous.
Meskipun pernah cabut gigi sebelumnya,
namun tetep ngeri karena proses ini beda dari pencabutan biasanya.
Oh
ya, pencabutan pertamaku ini adalah geraham bawah
sebelah kiri yang paling sering bikin ngilu.
Pertama-tama aku duduk dan diposisikan oleh perawat. Lalu mulut
dioleskan semacam cairan yang membuat kulit jadi ketat gitu, akupun tak tau. Kemudian wajahku ditutup kain yang ada lubang
dibagian mulut, jadi aku nggak bisa
melihat apapun kecuali bayangan dari lampu sorot yang cukup terang.
Pertama-tama disuntikkan anestesi
dan itu terasa banget, kayak... ya, rasa suntikan, hehe. Habis itu mulai kebas dan nggak terasa
apapun. Iya, nggak sakit sama sekali
padahal aku tau itu dokter lagi memotong gigi,
mencungkil, menekan, suara mesin
yang melengking, pokoknya terasa lagi ada di
benkel reparasi. Syukur, nggak sakit karena efek bius lokalnya tadi. Namun karena
terlalu tegang, perawat berkali-kali
memegang kakiku dan menyuruh rileks. Arrrg,
gimana mau rileks, itu di dalam mulutku lagi ada perang, hehe.
Operasi dimulai pukul 7.40 dan
selesai sekitar jam 8.05. Lebih cepat dari perkiraan. Setelahnya aku diminta
menggigit kasa yang ada di bekas cabutan. Kemudian menunggu sejenak untuk mengurus berkas pengantar ambil obat. Pada bagian farmasi
inilah yang cukup lama nunggu antriannya,
padahal pipi sampai bibir lagi kebas.
Mau aku tulis tapi takut jorok, hm… sampai aku tuh nggak ngerasain kalau
liurku keluar dari mulut, untung pakai masker dan bawa tisue sekotak besar.
Oke,
tantangan yang sebenarnya justru dimulai setelah operasi. Harus sabar banget merawat lokasi lubang
sekaligus sabar menahan godaan para menu makanan yang tiap hari
memanggil-manggil napsu. Btw, terimakasih banyak untuk dokter dan perawat serta karyawan yang sangat baik dan sabar menangangi sampai selesai.
Sebelum pulang, perawat menyarankan
untuk tidak makan panas, dingin dan pedas dalam beberapa hari ke depan. Tak ada info lain makanya kita yang harus
aktif cari tau sendiri. Nah,
berdasarkan riset singkat dari berbagai tulisan blog dan vlog yang aku baca,
ada beberapa hal yang aku terapkan dan lumayan efektif untuk mengurangi
nyeri, bengkak, atau masalah lain pasca operasi.
Apa yang
boleh dan tidak boleh pasca operasi gigi geraham bungsu?
Mau aku lanjutin ternyata sudah
seribu kata lebih, pasti bosen bacanya. Aku teruskan tulisan ini menjadi PART 4 sekalian aku
lepas benang kamis depan, yak. Lagi
pula ini masih hari kedua, baru kemaren operasi, jadi lagi survive buat makan yang lembut-lembut. Semoga bisa bagi kelanjutan
pengalaman cabut gigi impaksi ini secara lebih lengkap. Jangan lupa share kalau kamu mendapat manfaat dari tulisan ini,
ya. Thanks… Semoga sehat selalu... Wassalamualaikum.
Mbak mau nanya mba kmaren setelah operasi lgsg pulang yaa? Ga dirawat bbrp hari gitu?
ReplyDelete