Assalamualaikum.
Membahas tentang gigi memang sedikit tabu bagi beberapa orang. Bahkan, lebih
banyak yang diam ketika mengalami masalah kesehatan gigi karena alasan malu.
Takut dibilang, “jorok! Pasti jarang gosok gigi ya?!”
Hm… awalnya, aku juga ada rasa
minder seperti itu, disamping memang terlalu menyepelekan urusan sakit pada
gigi. Bahkan untuk mengunjungi dokter saja sering ragu-ragu. Hingga akhirnya
aku berani membagi pengalaman tentang kesehatan gigi melalui blog ini.
Perlu kamu tahu, sakit gigi bukan cuma disebabkan
oleh jarangnya menyikat dan membersihkan mulut ya! Ada banyak kasus yang tak
terduga, salah satunya adalah tumbuhnya gigi geraham bungsu secara tidak
normal.
Jadi, apa
sih gigi geraham bungsu?
Normalnya, setiap manusia akan
memiliki sejumlah 32 gigi pada usia dewasa. Namun, terdapat gigi yang tumbuhnya belakangan yaitu diantara
usia belasan hingga dua puluh tahunan. Yes,
itulah si gigi geraham bungsu yang
merupakan gigi geraham ketiga atau terakhir.
Yuk
cek punya masing-masing dan mulai berhitung! Buat kamu yang berada di rentang
usia tadi, jika jumlah gigimu belum genap 32 buah, berarti si geraham bungsu belum tumbuh ya, atau
jangan-jangan sudah tumbuh tapi tidak terlihat. Hm…..
Gigi geraham bungsu berjumlah 4 buah dan letaknya ada
di bagian paling belakang. Biasanya, mereka mengalami masa pertumbuhan sempurna dalam waktu 1-2 bulan atau bisa lebih. Masalahnya, pada saat geraham bungsu tumbuh, ruang pada gusi sudah semakin sempit hingga tak ada tempat lagi. Alhasil gigi yang tumbuh
belakangan tadi dapat terhimpit atau muncul sebagian saja. Aduh, kasihan banget si gigi, pukpukpuk.
Dalam kondisi ini,
sebenarnya akan ada beberapa masalah gigi yang muncul. Namun pembahasan di sini lebih fokus tentang impaksi gigi seperti yang
sedang aku alami.
Impaksi Gigi
Impaksi gigi adalah kondisi dimana
gigi tidak muncul ke permukaan secara sempurna, bisa hanya sebagian atau bahkan
tidak muncul sama sekali karena terjebak di dalam gusi. Sebenarnya hal tadi bisa terjadi
pada gigi mana saja, namun paling banyak dijumpai pada gigi geraham. Biar lebih
mudahnya, ini aku ambilkan gambar dari smilesbydrdonan tentang types of wisdom teeth.
Nah, sudah mulai bisa mengimajinasikan bagaimana kondisi gigi impaksi, kan? Ada yang hanya tumbuh di
dalam gusi, ada yang sedikit miring, hingga sepenuhnya miring sehingga
tumbuhnya ke arah depan – menabrak gigi sampingnya. Ngeri, kan?
Dalam beberapa kasus, ada pula
geraham bungsu yang merusak gigi sampingnya. Tak hanya di area luar namun di bagian
dalam gusi. Contoh gambarnya berikut ini:
Let Me Smile
Bravely
Lalu bagaimana perkenalanku dengan
gigi impaksi ini? Tak hanya satu, tapi tiga sekaligus (pengen nyengir tapi lagi
ngilu, hehe). Jujur saja, aku tak paham kalau geraham bungsu tumbuh pada usia
dua puluhan tahun. Bahkan aku tak tahu kalau punyaku sudah tumbuh semua, kalau
nggak gara-gara sakit berkepanjangan ini.
Pada bulan Maret 2019 aku
mulai merasakan ngilu. Kadang sakit lalu kadang sembuh, jadi aku tak ambil
pusing dan menganggapnya wajar. Entahlah, pada saat itu aku juga
tidak nge-cek apakah geraham bungsuku sedang tumbuh atau
justru sudah tumbuh. Hingga akhirnya pada bulan April, semakin hari
rasa ngilu semakin besar intensitasnya. Aku semakin khawatir sebab bulan
depannya sudah masuk Ramadhan.
Tekat pun bulat, harus ke klinik sebelum masuk waktu puasa. Aku nggak bisa membayangkan jika harus melalui hari-hari dengan rasa sakit saat sedang menahan haus dan lapar, akan seperti apa jadinya?! Namun, lagi-lagi terlena oleh kondisi sakit yang
muncul-hilang, pada akhirnya membuatku terus menunda.
Alhamdulillah, Maha Besar Allah yang Maha Menyembuhkan. Belum sempat ke dokter gigi, Allah memberikan anugerah dan menunjukkan kebesaran-Nya. Selama Ramadhan - satu bulan penuh aku sama sekali tidak merasakan ngilu ataupun sakit. Bahkan bisa minum es di saat buka puasa, makan daging, dan melahap menu-menu bertekstur keras lainnya... Alhamdulillah, jadi ingat rasanya nikmat makanan pada saat itu.
Alhamdulillah, Maha Besar Allah yang Maha Menyembuhkan. Belum sempat ke dokter gigi, Allah memberikan anugerah dan menunjukkan kebesaran-Nya. Selama Ramadhan - satu bulan penuh aku sama sekali tidak merasakan ngilu ataupun sakit. Bahkan bisa minum es di saat buka puasa, makan daging, dan melahap menu-menu bertekstur keras lainnya... Alhamdulillah, jadi ingat rasanya nikmat makanan pada saat itu.
Kisah berlanjut setelah lebaran.
Ngilu mulai muncul lagi, lagi, dan semakin sering. Hal itupun tak membuatku jera. Hingga akhirnya aku merasakan sakit yang tak tertahankan, ngilu hingga ke rahang bagian bawah sampai dekat telinga, pusing/pening di kepala tanpa sebab secara terus menerus yang berujung dengan terganggunya aktivitas sehari-hari dan tingkat fokus kerja, tak bisa tidur, sampai-sampai mulai tergantung pada obat pereda nyeri.
Keputusan mengunjungi dokter
tercapai di akhir Juli, disitulah
aku mendapat diagnosis Impactect teeth. Kagetnya, saat itu
pula aku diberi tahu bahwa gigi impaksi tak bisa dicabut dengan prosedur biasa, melainkan harus dilakukan operasi kecil oleh Spesialis Bedah Mulut. Sementara
itu, di kabupaten Tulungagung sendiri belum ada Drg. BM. sehingga harus ke luar
kota. Oke, kabar yang cukup membuatku tercengang.
Lalu aku bertanya, ‘Kira-kira berapa biayanya, dok?’.
Lalu aku bertanya, ‘Kira-kira berapa biayanya, dok?’.
Mengenai biaya akan aku bahas di lain artikel biar lebih spesifik. Intinya, aku memutuskan untuk
mengurus BPJS. Dari situ sudah ada gambaran kan berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk bedah gigi impaksi? Hm, Sambil mengurus jaminan kesehatan, aku coba konsultasi ke dokter lain dengan
harapan ada solusi yang lebih mudah. Namun dari total 4 dokter, semua
menyarankan untuk dicabut, tak ada pilihan lain yang lebih baik. Pengen nyengir lagi, hihihi...
Cabut tiga geraham bungsu?
Ini bukan hanya masalah gigi tapi juga menyangkut kepercayaan diri.
Ini bukan hanya masalah gigi tapi juga menyangkut kepercayaan diri.
Bagaimana mengatasi rasa ngeri akan pencabutan gigi melalui prosedur bedah?
Seperti apakah proses ‘operasi kecil’
ini hingga dapat kabar jadi berubah sebagai ‘operasi besar’?
Semoga bisa melanjutkan tulisan ini
dan berbagi ceritanya lebih detail. Pengen banget merasakan nikmatnya sate ayam
dan manisnya es krim, hehehe…. Mohon doanya semoga proses pencabutan gigiku dan
juga teman-teman yang juga mengalami kondisi sama ini bisa berjalan lancar tanpa menyebabkan efek
samping. InsyaAllah… Tunggu lanjutannya di blog ini ya. Terimakasih sudah membaca, semoga sehat selalu. Wassalamualaikum...
No comments:
Post a Comment