Assalamualaikum…
Pantai
adalah satu topik pembahasan yang membuat saya bersemangat. Apalagi kalau
ngomongin kecantikan pesisir selatan Kabupaten Tulungagung. Yups, kota marmer
ini punya puluhan pantai menarik nan elok, baik yang aksesnya sulit maupun yang
sudah terbuka untuk berbagai kendaraan besar. Dari semua tempat tersebut, mana
nih yang sudah pernah kamu kunjungi?
Dua
kali berkunjung ke pantai berombak besar ini, saya melihat dua sisi berbeda
yang dimilikinya. Pertama, waktu masih awal dibuka sebagai area wisata,
kunjungan berpusat pada sisi kanan muara sungai yang masuk kecamatan
Pucanglaban. Namun sekarang sudah dialihkan ke sisi kiri sungai yaitu wilayah
Kalidawir. Unik memang, tempat ini menjadi perbatasan dua kecamatan namun
pantainya menyatu, membentang luas dan berpasir putih bersih. Harga tiket masuk
Rp.7500 saat weekend dan biaya parkir Rp.5000 untuk sepeda motor.
Karena
berada satu wilayah dengan kawasan Pantai Indah Popoh, tiket masuknya berada
pada satu lokasi yaitu Rp.7500 per orang. Lagi, saya pernah berkunjung dua kali
dan mendapati perubahan besar yang ada sana. Di samping uang parkir Rp.5000,
sekarang sudah ada biaya masuk lagi khusus untuk wisata Pantai Coro sebesar
Rp.5000. Kalau dulu harus berjalan jauh naik turun bukit dengan alas tanah
gersang atau becek saat hujan, sekarang jalan sudah di-cor, serta terdapat ojek
motor yang dapat di sewa pengunjung jika malas berjalan jauh. Namun kecantikan
pantai tersembunyi ini tetap memesona, cantik dan alami.
Sudah
berapa kali ke Gemah? Bisa dikatakan berkali-kali. Yup, pantai ini merupakan
salah satu tempat yang paling mudah dijangkau sebab akses Jalur Lintas Selatan
yang mulus. Apalagi banyak wahana yang bisa dicoba mulai dari ATV, motor trail,
Banana Boat, naik perahu keliling laut, hingga Flying Fox. Berbagai warung
makan dengan beragam olahan seafood pun sangat memanjakan pengunjungnya. Jadi
maklum saja kalau kita tidak akan pernah bosan meski sudah berkali-kali
mengunjunginya.
Pantai
Bayem berada tepat di sebelah pantai Gemah. Keindahannya terpancar saat malam
hari dengan kerlap-kerlip lampu yang bertebaran di sepanjang pantai maupun
lautnya. Namun saya belum pernah merasakan keindahan itu karena selalu
berkunjung pada siang hari. Jalur Lintas Selatan tidak memiliki lampu penerang
jalan sehingga membuat khawatir jika harus pulang dalam keadaan gelap.
Masih
berada di kawasan JLS, Pantai Klatak berlokasi di pemukiman penduduk. Jarangnya
sekitar 2 kilometer dari Pantai Gemah. Biaya masuknya belum ada, hanya perlu
merogoh uang parkir sebersar Rp.5000 saja. Uniknya, tempat ini banyak bebatuan
besar yang biasanya dijadikan lokasi strategis untuk memancing. Sementara itu,
pantainya tidak begitu luas dan pasirnya kecoklatan bercampur dengan tanah.
Pantai
Lumbung sangat cantik dinikmati pemandangannya baik dari atas tebing maupun
dari pantai di bawahnya. Jangan kecewa saat kamu harus menuruni anak tangga dengan
kemiringan ekstrim demi menjangkau bibir pantai. Perjuangan itu layak dilakukan
demi keindahan hakiki sebuah pantai yang memiliki batuan tinggi mirip bentuk
lumbung itu. Namun, saya memang lebih suka melihatnya dari atas saja, hamparan
samudera Hindia yang luas. MasyaAllah, saya sangat mengagumi ciptaan Allah yang
satu ini. Pemandangan yang membuat saya selalu rindu akan aroma pantai.
Air
terjun kecil di salah satu bagian tebing rendahnya. Pantai Pacar memang
memiliki ciri khas tersebut. Saat debit air banyak, memang akan tampak seperti
air terjun hingga kita bisa mandi di bawahnya. Namun saat kering, air hanya
berupa tetesan kecil yang meninggalkan jejakdi pasir. Pantai Pacar punya dua
sisi berbeda loh. Jika berjalan sedikit melewati saluran pembuangan tambak
udang, kita akan menemukan tempat yang dipenuhi bebatuan dan karang mati.
Serem,
itu kesan pertama saya saat masuk wilayah wisata pantai yang sudah ditinggalkan
itu. Dulunya memang pernah menjadi primadona, namun sekarang sudah banyak
fasilitas yang terbengkalai. Bekas gubuk, tempat parkir, warung makan, pos
keamanan, bangunannya mulai terkoyak dimakan waktu. Namun pantai ini cukup seru
dipakai berlarian atau menari-nari bebas sepanjang waktu karena tidak ada
pengunjung lain yang datang. Paling hanya warga lokal atau wisatawan yang
tersesat seperti saya, hehe.
Kadang
disebut sebagai Pantai Blabak, tempat tersembunyi yang jarang orang ketahui.
Karena berada satu lokasi parkir dengan Pantai Lumbung, kadang pengunjung malas
jika harus berjalan lebih jauh lagi. Apalagi jalurnya harus melintasi
ladang-landang penduduk dan hutan dengan pepohonan khas pesisir yang akarnya
menjalar kemana-mana. Saya kadang bingung membedakan antara akar dan rantingnya.
But, disinilah pulau pribadi berada,
kilauan pasir putih yang memanjankan mata.
Belitung?
Bukan kok. Ini adalah sebuah pantai yang hanya bisa dikunjungi oleh kamu
penyuka wisata alam. Jalurnya saja sudah sangat sulit, tebing curam dengan
salah satu sisi jurang yang mengarah langsung ke laut lepas. Namun, sudah
terdapat beberapa tali pegangan untuk kamu yang kesulitan dengan medan naik
atau turun. Pantai Pucangsawit berada di wilayah terpencil. Jangan mengharapkan
apapun di sini, kecuali alam dan indah cipaan Tuhan.
Naik-naik
ke puncak bukit, capek-capek sekali. Banyak banget sih pantai Tulungagung yang
harus ditempuh dengan berjalan kaki. Nggak ada ya yang langsung sampai ke
pantai gitu? Eits!!! Kenikmatan berwisata
itu akan didapat setelah perjuangan berat yang dilalui. Termasuk untuk mencapai
pantai cantik yang biru. Pantai Sawahan Ombo punya karang-karang dan organisme
laut yang cantik loh. Semua itu bisa dilihat dengan mata telanjang saat air
surut.
Bukan
hanya di tepi pantai, Brumbun punya wahana baru yang bisa membuat kita berenang
di tengah lautan. Rumah Apung namanya. Wisatawan akan diajak naik perahu menuju
tengah laut, lokasi terbaik dengan ombak ringan yang terdapat sebuah rumah kecil
yang mengapung diatas laut. Bagi yang bisa berenang dapat menyeburkan diri dan
merasakan segar lautan Tulungagung, satu-satunya dan hanya ada di sini.
Sebenarnya
ada beberapa tempat lain yang pernah saya datangi yaitu Pantai Sidem, Pantai Sine, Pantai Popoh, dan Pantai Sanggar. Namun
tidak ada foto menarik yang tersimpan dalam memori. Semua itu hanya terkenang
dalam ingatan.
Saya
tidak pernah bosan untuk mengeksplorasi pantai-pantai di Tulungagung. Ada satu
rasa yang selalu membuat saya ingin kembali, lagi dan lagi. Mengunjungi pantai
juga sebagai salah satu bentuk mengagumi ciptaan Allah. Dari sana saya banyak
belajar dan merenungi, bahwa ada kehidupan lain yang tak bisa dijangkau
keberadaannya. Apa yang ada di dalam lautan hingga dasar terdalam, apa yang ada
di langit hingga puncak tertinggi. Maha Besar Allah yang menciptakan segala
kehidupan ini. Semua tak ada yang bergerak, sedikitpun, tanpa kehendak dari –
Nya.
Sampai
ketemu di tulisan saya tentang Pantai Tulungagung lainnya. Selamat berlibur.
Wassalamualaikum…
Wah... jadi penasaran sama pantai-pantai di TuTulungagung tetutama Pantai Molang kok saya penasaran ya sama sisi misterinya itu, serem serem seru wkwk. Di Malang juga banyak pantai baru lho, pasti mbak bersemangat lagi explore nya. Good luck reezumiku. com
ReplyDeleteIya, pantai Molang ini memang agak beda saat memasuki kawasannya. Wah pengen banget sih menjelajahi pantai Malang. Tapi jauh bener, butuh waktu lebih dari sehari pastinya. Hohohoooo....
DeleteKalau dari fotonya sepertinya Pantai Dlodo boleh juga untuk dikunjungi..
ReplyDeleteHmm.. Selama ini baru sampai Pacitan penjelajahan pantainya.. Jauh eh ke Tulungagun kalau dari Solo.., apalagi kalau via Pacitan..
Yup. Saya paling suka di Pantai Dlodo juga... Wow emang jauh banget (sekaleee) kalau dari Solo. hehe
DeleteWuihh nama beberapa pantainya unik dan lucu ya ..., ada pantai Coro, Bayam, Nglinci dan Kekasih, eh# Pacar.
ReplyDeleteAku jadi penasaran atas dasar apa penamaan pantai2 nama unik itu :)
Hehe... iya, sekarang memang lagi musimnya yang unik2 itu.
Delete