CANDI GAYATRI - BOYOLANGU : Peninggalan Sejarah Majapahit di Tulungagung - Reezumiku

Monday, December 7, 2015

CANDI GAYATRI - BOYOLANGU : Peninggalan Sejarah Majapahit di Tulungagung


Siapa bilag traveling harus ke tempat yang jauh? Siapa yang melarang traveling ke tempat bersejarah seperti candi? Traveling itu bisa kemana saja kawan. Oxford dictionary said traveling is the activity of making journeys. So, everywhere we go called traveling. Nggak peduli itu jauh atau dekat, ke tempat wisata atau ke rumah tetangga (eh, kalau ke rumah tetangga nggak termasuk ya) itulah traveling.
Nah, saya mengunjungi Candi Gayatri atau Candi Boyolangu ini di bulan Juni 2013 lalu dalam tugas penelitian dari kampus. Boleh dibilang traveling lah. Saya dulu melakukannya sebagai bagian dari liburan, bukan demi tugas semata.


Ini merupakan candi pertama yang saya kunjungi di kota kelahiran saya sendiri. Sebenarnya saya tidak begitu tertarik dengan sejarah. Sebabnya ketika pelajaran sejarah di sekolah dulu selalu membuat saya menguap berkali-kali. Sejak saat itu saya dengan tidak langsung menyematkan kata membosankan bila mempelajari sejarah.
Namun semua berubah ketika saya melakukan kunjungan ke candi yang berlokasi di dukuh Dadapan, desa Boyolangu Tulungagung Jawa Timur. Mungkin karena sejarah ini berasal dari kota yang selama ini saya tinggali, jadi saya seperti mendapat energi yang menarik saya untuk mempelajari lebih jauh.
Bodoh bila saya menganggap remeh atau mengabaikan sejarah lagi. Sejarah sejatinya menjadi guru handal yang tertempa dengan baik sebagai pintu gerbang dunia yang baru. Sejarah menjadikan mata terbuka dengan perubahan.
Induk Perwara
Dari makalah yang saya tulis dulu, Candi gayatri adalah candi peninggalan jaman Kerajaan Majapahit. Candi ini dibangun ketika era Raja Hayam Wuruk dengan nama Prajnyaparamitapuri, sebagai bentuk penghormatan dan makam Putri Gayatri yang bergelar Rajapatni istri keempat Raja Kertarajasa Jaya Wardhana (Raden Wijaya).
Oke saya tidak akan bicara banyak tentang sejarah di sini. Sejarah bukan ranah saya karena bicara sejarah juga tidak gampang begitu saja. Ketika menulis makalah tugas waktu itu, saya merujuk pada artikel lain yang saya cari di internet. Tidak ada satu orang pun di lokasi candi yang bisa saya jadikan narasumber. Hanya sedikit bekal yang saya dapat dari mengamati dan berdasarkan informasi dari museum Tulungagung, saya bisa menyelesaikan makalah tersebut.
Kompleks percandian ini terlihat cukup asri. Terdapat rumput hijau yang subur dan bunga di sekitarnya. Sementara di dalam bangunan terdapat sebuah sempalan arca wanita budha dan beberapa umpak berukuran besar. Kondisi arca sudah rusak. Bagian kepala dan anggota tangan arca juga hilang. Sekarang sisa dari patung-patung yang ditemukan di areal Candi Gayatri telah disimpan dan diamankan di Museum Daerah Tulungagung.
Arca
Setelah mengunjungi area candi Gayatri, saya singgah sebentar ke Musium Tulungagung yang letaknya juga tak jauh dari candi ke arah utara.
Dokumentasi Candi Gayatri yang ada di Museum Tulungagung
Koleksi Museum Tulungagung
 Selain situs dari candi Gayatri, yang menjadi jujukan utama saya adalah arca Kera yang terpajang di jajaran peninggalan sejarah. Kebetulan sekali arca Kera ini ditemukan di desa tempat saya tinggal, dekat sungai yang merupakan area penggalian batu di desa Pucangan, kecamatan Kauman, Tulungagung.



Ketika itu, arca Kera ditemukan oleh seorang warga yang sedang mencari batu di sekitar area sungai.  Berita itu menyebar dengan cepat. Orang desa berbondong-bondong menuju ke sana. Saya sendiri tidak ikut datang menyaksikan secara langsung karena ketika saya tahu, arca tersebut sudah dibawa oleh pihah berwenang untuk diteliti lebih lanjut.
Sesekali lihatlah kebelakang. Ada banyak cerita yang bisa membuka mata lebih lebar. Ada peristiwa yang patut dijadikan pelajaran. Sejarah - bukan lagi hal membosankan. 
Tulungagung, 5 Desember 2015

1 comment:

Local Business Directory, Search Engine Submission SEO Tools