Jogja adalah aset bangsa yang kuat akan
nilai budayanya. Tak salah bila wilayah ini mendapat gelar Daerah Istimewa.
Banyak sekali wisatannya yang menggema hingga mancanegara. Namun, sudah taukah jika
banyak dari tempat-tempat wisata di Yogyakarta yang letaknya berdekatan, dapat
dijangkau dengan jalan kaki.
Yup,
jalan kaki adalah moda transportasi gratis dan dapat dilakukan dimanapun, begitu
pula saat berwisata. Kadang kita perlu menekan biaya agar tidak terjadi
pemborosan. Ternyata teknik jalan kaki ini dapat dilakukan saat berkunjung ke
Yogyakarta. Rutenya nyaman, tak banyak polusi, arsitekturnya juga menarik
sehingga membuat kita tak mudah lelah berjalan.
Keluar dari stasiun Tugu, tak lama kemudian jalan
Malioboro langsung menyambut dengan puluhan toko oleh-olehnya. Saat pagi hari,
belum banyak orang berlalu lalang, para penjual juga belum menggelar
dagangannya. Jadi, kita bisa dengan lebih leluasa menjelajahi jalan penuh kenangan
tersebut.
Liburan kali itu aku dan teman-teman
naik Malioboro Express,
kereta kelas ekonomi yang cukup bersih dan nyaman untuk perjalanan jarak jauh. Karena
antar provinsi, aku dan teman-teman memang lebih nyaman pakai kereta, selain
karena pertimbangan harga yang murah dibanding kendaraan lain.
Setelah menginjakkan kaki di kota
Gudheg, kita langsung mencari mushola atau masjid karena sudah mendekati waktu subuh.
Selain itu toilet di stasiun Tugu ramai dan antri, jadi kita langsung buru-buru
ke tempat lainnya. Hihihi… Maklumlah, hampir tujuh jam di dalam kereta sambil
nyemil dan minum, semuanya sudah numpuk di dalam perut.
Hal selanjutnya yang kami cari adalah
penginapan. Jogja sangat ramai wisatawan baik dari berbagai wilayah Indonesia
maupun mancanegara. Peluang inilah yang dimanfaatkan pelaku bisnis membuka
penginapan-penginapan. Ada hotel kelas menengah ke atas yang lengkap dengan berbagai
fasilitas memanjakan, hostel sederhana, maupun rumah-rumah singgah dengan
berbagai harga ditawarkan.
Buat kamu yang mau ngirit budget, pilih aja penginapan rumah
warga. Ada banyak banget, biasanya penduduk setempat menawarkan pada wisatawan
yang baru datang. Seperti yang kami alami waktu itu. Terlihat menenteng ransel
besar-besar membuat seseorang mendekat. Bapak-bapak bertubuh cungkring langsung
menawarkan rumah kosongnya untuk ditempati.
“Lima puluh per orang, murah mbak,
mas,” begitu katanya.
Kami akhirnya memutuskan untuk melihat
rumah tersebut sebelum menyetujui harga yang diberikan. Ada tiga kamar
tersedia. Kami sempat menawar lebih rendah meski akhirnya tak berhasil. Namun
Rp.50.000 sudah cukup murah dibanding harus berjalan kaki lagi untuk mencari
tempat lain.
Ada satu kamar dengan fasilitas AC.
Lumayan ekonomislah, ada kamar mandi, air minum, dan kalau beruntung ada wifi
juga. Namun rumah yang kami sewa merupakan bangunan baru jadi belum ada wifi.
Oke lanjut, setelah istirahat sebentar
dan mandi, kita mulai berwisata keliling Jogja dengan jalan kaki. Pertama kali
yang dituju adalah warung makan. Yes! Kita belum sarapan dan usus sudah melilit
minta diisi. Awalnya ingin makan Gudheg, tapi ternyata belum ada yang buka.
Aku pun memilih soto yang ada di
pinggiran jalan Malioboro sebagai santap pagi. Seporsi habis Rp.13.000, sudah
termasuk kerupuk dan sate usus 2 tusuk. Uniknya, aku dan temen-temen sebenarnya
tidak pesan sate usus/jeroan ayam maupun
kerupuk. Cuman ternyata, setiap yang pesan soto itu sekaligus disuguhi
semangkok sate usus dan kerupuk. Jadi kalau tidak suka lauk tambahan tadi, boleh
kok nggak dimakan, jadi bayarnya cukup untuk menu soto aja.
Sementara itu, minumnya es jeruk peras murni harganya
Rp.10.000, kalau mau ngirit ada juga air mineral kok. Sebaiknya bawa dari
penginapan atau beli di supermarket aja, karena harga minuman di Malioboro
cenderung ada selisih sedikit dibanding yang dijual di minimarket.
Masih di jalan Malioboro, kita bisa
foto di berbagai sudut beraksitektur menarik. Salah satu yang ramai diburu
adalah papan tulisan berplakat hijau. Orang-orang banyak yang mengantri untuk
bisa mengambil gambar berlatar Jl.Malioboro.
Banyak sekali angkutan seperti dokar,
ojek, becak yang akan menawari untuk naik kendaraan menuju beberapa destinasi
lain. Namun sebenarnya tidak perlu mengeluarkan uang lebih jika kita tau rute
yang tepat. Hm… jadi ke mana nih tujuan wisata selanjutnya? Sambung PART2
supaya nggak kepanjangan bacanya ya…
No comments:
Post a Comment