Untuk
mencapai lokasi yang berada di tempat terpencil, jauh masuk ke dalam hutan dan perkebunan,
kami perlu melewati aspal yang sudah rusak, jalan berbatu, berlumpur, bahkan
melewati setapak yang hanya bisa dilalui satu kendaraan dengan kanan kiri
berupa jurang (bukan jurang sih, apa ya sebutannya) pokoknya kalau kita melenceng
sedikit saja akan terjatuh ke bidang tanah yang lebih rendah.
Terdapat
satu lokasi yang paling sulit dijangkau dimana hanya terdapat 5 rumah dalam
lingkungan tersebut. Akses kemanapun sangat sulit. Keseluruhannya berbilik
anyaman bambu dan beberapa dihuni oleh orang-orang yang sudah lanjut usia.
Kesulitan terbesar mereka adalah mencari air untuk keperluan setiap hari. Untuk mendapatkannya harus
menempuh jarak yang jauh untuk mendapat sumber air. Pilihan yang lain adalah
membeli dari orang sekitar. Namun dalam kondisi serba terbatas, membeli air
rupanya hal yang berat bagi mereka.
Alhamdulillah
hirrobbil alamin...
Syukur
yang melimpah kepada Allah yang mengijinkan Senyum Sahabat untuk mengenal warga kabupaten
Tulungagung di Pucanglaban ini yang dengan kondisi kurang beruntung. Inilah cerita
kunjungan kami ke daerah Pucanglaban:
6 November 2015
Kunjungan
ke rumah mbah Jemilah, 80th, warga Rt 5 /Rw 2,Ds Demuk, kec Pucanglaban.
Setelah mulai aktif kembali di tahun 2016 ini, Senyum Sahabat akhirnya mendapatkan semakin banyak bantuan dari sahabat donatur dan relawan sehingga semakin banyak pula orang-orang yang terbantu. Insaallah selama masih banyak tangan-tangan yang peduli, kita bisa bersama-sama meringankan beban mereka.
1. Mbah SUMI - SUMBERDADAP
Dirumah yang tidak layak huni, “DIMAR UBLIK” yang setiap malam menerangi gelapnya, disitulah tinggal MbahSumi dengan seorang anak perempuannya yang baru saja operasi katarak Gratis. Alhamdulillah waktu ke sana kemarin sudah terdapat penerangan lampu bantuan dari mas Nawi dan rekan2 KNPI Pucanglaban. Mbok Sumi sendiri kini terbaring lemah tak berdaya karena sakit. Jangankan untuk pergi ke dokter, untuk kebutuhan sehari-hari anak perempuannya harus ke hutan naik dan turun bukit untuk mencari kayu bakar.
2.Mbah ISAH – SUMBERDADAP
Anaknya yang seharusnya menjadi harapan dimasa tuanya, telah pergi mendahuluinya. Kini hanya tinggal dengan menantunya yang kurang dalam berpenghasilan. Rumahnya yang sebenarnya layak huni namun terdapat bagian rumah yang mau roboh.
3. Mbah LIMBOK – MANDING
Seorang Wanita Lanjut usia yang hidup sebatang kara, tinggal di rumah bambu sederhana. Untuk bertahan hidup, sehari-hari menunggu uluran tangan tetangga. Beliau adalah orang yang riang dan membuat kami semua tertawa ketika mengunjunginya. Namun Mbah Limbuk juga bercerita kalau kadang beliau tiba-tiba bisa menangis sendiri. Mungkin karena teringat sesuatu yang membuatnya bersedih.
Terimakasih para donatur. Semoga bantuan yang terkumpul dari teman-teman Senyum Sahabat bisa memberikan manfaat dan sedikit meringankan beban mereka. Terimakasih juga untuk mas Nawi dan teman-teman KNPI Pucanglaban yang telah bersedia meluangkan waktu demi mengantar kami mengunjungi Mbah Sumi, Mbah Isah, dan Mbah Limbuk. Terimakasih pula atas jamuan mbak Alvin dan ajakannya mengunjungi Jurug Manding, tempat wisata air terjun di Pucanglaban.
Semoga bisa menjadi inspirasi untuk peduli terhadap orang-orang di sekitar kita.
Video baksos 10 April 2016
22 Mei 2016
Walaupun
teriknya
mentari sangat menyengat, perjalanan Senyum Sahabat terus berlanjut.
Kita tak akan berhenti walaupun di hadapkan jalan setapak dan terjalnya
bebatuan. Medan yang terbilang ekstrim ketika berkunjung kerumah saudara-saudara kita di Pucanglaban
tak
bisa menghentikan langkah para relawan dalam menyampaikan amanah dari
dermawan yang sudah berkenan berbagi rizki dengan saudara - saudara kita
yg
sangat membutuhkan uluran tangan (copy Senyum Sahabat).
Bu Tumi ( Panggungpucung, Pucanglaban)
4 juni 2016
Bantuan
berupa kasur dan bantal dari Senyum Sahabat dititipkan kepada KNPI Pucanglaban.
Cuaca yang tidak mendukung hari itu membuat kami tidak bisa menyampaikan
bantuan secara langsung. Untuk itu, bantuan berupa bantal dan kasur diserahkan
kepada rekan-rekan yang berdomisili di Pucanglaban agar dapat diberikan pada
hari lain. Dan pada Sabtu, 4 juni 2016, bantuan telah disampaikan kepada Mbah
Robinah dan Ibu Tumi. Semoga memberikan manfaat.
26 Juni 2016
Alhamdulillahhirabbil 'alamin........Baksos yang awalnya direncanakan tanggal 19 Juni lalu tertunda karena hujan lebat hampir diseluruh wilayah Tulungagung. Akhirnya kemarin Minggu 26 Juni 2016, dengan segala keterbatasan mulai dari cuaca mendung, gerimis lalu hujan, medan jalan yang ekstrim dan kondisi fisik yang sedang berpuasa, akhirnya kemarin kita bisa meluncur ke bagian timur Tulungagung, kecamatan Pucanglaban.
Salut untuk para relawan yang telah menyediakan waktunya untuk mengantarkan
bantuan meski harus hujan-hujanan. Apalagi lokasi rumah tujuan yang berada di daerah
terpencil dengan jalan yang sulit dijangkau kendaraan (yang ikut kemaren pasti
tahu rasanya perut terkocak, ban motor terselip dan terpental sampe sapi yang
loncat2).
Senang sekali kami bisa berjumpa lagi dengan si mbah-mbah yang penuh kekuatan dalam menjalani hidupnya.
Senang sekali kami bisa berjumpa lagi dengan si mbah-mbah yang penuh kekuatan dalam menjalani hidupnya.
1
MBAH SUMI
Setelah mendapatkan bantuan bedah rumah dari koramil setempat, rumah mbah Sumi
sudah terlihat lebih layak untuk dihuni. Saat ini mbah Sumi tinggal dan dirawat
oleh putrinya (yang dulu pernah operasi mata). Ketika kami datang, beliau
sedang disuapi makan. Akibat dari stroke yang dideritanya, beberapa bagian
tubuh beliau tak bisa bergerak secara normal. Beliau dibantu duduk oleh anaknya
dan perlahan2 disuapi. Sungguh haru, kami melihat langsung bagaimana kehidupan
sehari-hari itu. Sementara anak mbah Sumi juga masih kesulitan melihat. Katanya
kalau melihat jauh masih tak begitu jelas.
2
MBAH ROBINAH
Kondisi mbah Robinah inilah yang menyebabkan salah satu sahabat tak kuasa
menahan air mata. Bagaimana tidak?! Di usia senjanya, beliau harus tinggal di
sebuah bangunan (maaf) seperti 'kandang'. Ketika kami datang, mbah Robinah juga
sedang makan dengan nasi dan mie seadanya pemberian tetangga. Beliau sangat
lahap dengan menu seadanya yang mungkin bagi kita tak mau untuk menelannya.
3
MBAH TUMINI
Mbah Tumini menderita kangker payudara. Seringkali ia merasakan sakit dan panas
karena obat yang biasa dikonsumsinya sudah habis. Sudah lama beliau tidak
memeriksakan diri karena terbatas biaya. Beliau tinggal dengan menantu
laki-laki dan seorang cucunya. Sementara cucunya yang lain bekerja di
Malaysia...
4
BU TUMI
Beliau lumpuh sejak kecil, mulai pantat sampai kakinya mengecil (tidak
berukuran normal seperti bagian atas tubuhnya). Hal itu membuat beliau tak bisa
berjalan seperti kita. Bu Tumi tingga seorang diri. Rumah bu Tumi dan 3
keluarga lainnya ini berada di daerah yang cukup sulit dijangkau, jauh dari
keramaian. Beliau tinggal sendiri dan untuk memenuhi kehidupan sehari2 harus
meminta tolong orang lain dengan memberi upah. Seperti halnya memcari/membeli
air dan kebutuhan lain.
5
MBAH TINEM
Sama seperti Bu Tumi, Mbah Tinem tinggal seorang diri di rumahnya yang
berseberangan dengan rumah bu Tumi. Sebenarnya beliau memiliki anak yang masih
tinggal dalam satu desa namun beliau tidak tinggal dengannya. Usia beliau sudah
cukup renta sehingga harus berjalan dengan tongkat untuk menjaga keseimbangan
tubuh saat berjalan.
Selain
itu kami juga memberikan bantuan pada 2 keluarga lain yang tinggal bersebelahan
dengan bu Tumi dan mbah Tinem. Bantuan ini tidak terencana sebelumnya jadi
jumlahnya tidak banyak. Melihat rumahnya yang sederhana dan kondisi kehidupan
mereka yang juga kurang beruntung, kami memutuskan untuk memberi bantuan juga
kepada mereka
6.
MBAH PUTHUK
Kakek ini tinggal seorang diri di rumahnya. Ia sudah kesulitan mendengar
sehingga kami harus berbicara keras untuk dapat berkomunikasi. Ketika berjalan juga
sudah kesulitan sehingga harus sangat pelan dan hati2.
7.
BU KARMI dan PAK TUKINI
Mereka adalah pasangan suami isteri yang tidak memiliki anak. kondisinya masih
sehat dan bisa beraktifitas sehahi-hari dengan baik.
------------
Itulah
beberapa cerita yang bisa kami bagi berdasarkan kunjungan ke Pucanglaban
kemarin. Sebenarnya masih banyak orang-orang tua yang terpaksa hidup sendiri
meski sebenarnya mereka masih punya anak atau kerabat sampai mereka yang memang
tak punya saudara lagi di dunia ini. Semua terjadi begitu saja karena berbagai
alasan masing-masing.
Semoga kita para donatur dan relawan selalu dilimpahkan rejeki dan kesehatan serta rasa peduli yang semakin besar sehingga dapat merangkul lebih banyak dan lebih erat pada orang-orang seperti mereka.
Semoga
saudara-saudara kita yang kurang beruntung juga mendapatkan kekuatan lebih
untuk menjalani kehidupan, yang sakit diberikan kesehatan, yang kurang
diberikan kelebihan, yang susah diberikan kemudahan, yang sedih diberikan
bahagia... Amin....Semoga kita para donatur dan relawan selalu dilimpahkan rejeki dan kesehatan serta rasa peduli yang semakin besar sehingga dapat merangkul lebih banyak dan lebih erat pada orang-orang seperti mereka.
Senin, 29 Agustus 2016
Alhamdulillahirrobil'alamin. Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Hari ini acara Senyum Sahabat berjalan lancar meskipun banyak anggota yg tidak bisa hadir dikarenakan kesibukan masing masing.
1.Mbah
Sumi (Sumberdadap, Pucanglaban)
Ketika kami datang beliau tetap seperti keadaan sebelumnya hanya bisa berbaring
dengan tubuh yg sangat kurus dan layu, sulit berbicara dan hanya bisa menangis
mengucapkan terima kasih. Penyakit strokenya sangat membuatnya tak berdaya.
2.Mbah Robinah (Kalidawe, Pucanglaban)
3.Bu
Tumi (Panggungpucung, Pucanglaban)
Kita dapat belajar dari kehidupan ibu yg satu ini. Dengan keterbatasan fisiknya
beliau tetap semangat hidup dan terus tetap berusaha untuk tidak merepotkan
orang lain. Setelah berbincang-bincang, tak lama salah satu anggota Senyum
Sahabat pun akhirnya tak kuasa meneteskan air mata dan merangkul si ibu
ini karena si ibu ini mengutarakan syukurnya masih ada yang memperhatikan
beliau. Rumah yang jauh dari kota dan hanya berada di dalam pesawahan membuat
beliau kesusahan untuk mencari sambungan kebutuhan hidupnya sehari-hari
Mbah Tinem adalah tetangga mbah Tumi. Beliau tinggal sendiri di rumah yang
terbuat dari anyaman bambu. Untuk berjalanpun beliau butuh bantuan tongkat yang
terbuat dari ranting bambu. Saat kami ke sana, beliau sedang duduk duduk saja
di depan rumah yg hanya ditemani olah tongkat kesayangannya.
5.Mbah
Putuk (Panggungpucung,Pucanglaban)
Beliau mempunyai keterbatasan
pendengaran jadi jika mau bicara sama beliau harus dengan nada keras. Beliau
tinggal sendirian di rumah yang terbuat dari anyaman bambu. Beliau juga salah satu
tetangga Ibu Tumi. Untuk maka sehari hari beliau mengandalkan dari tanaman
singkongnya
Buat
teman teman yg sudah menyempatkan waktunya untuk hadir kami ucapkan terima
kasih banyak. Dan untuk para donatur dimanapun berada kami akan menyampaikan amanah dari
kalian sebaik mungkin dan mengenai sasaran yg tepat!!!
6 OKTOBER 2016
Dua hari yang lalu kami mendapat kabar bahwa mbah Robinah, salah satu warga Pucanglaban yang kami kunjungi sebelumnya, dalam kondisi memprihatinkan. Beliau sakit dan hanya bisa berbaring di ambennya. Untuk itu, kami mempercepat kunjungan yang rencananya akan dilaksanakan hari minggu menjadi hari kamis, 6 Oktober 2016 ini.
1.Mbah Robinah
Keadaannya sungguh menyayat hati. Namun hari ini saya pribadi tidak bisa ikut menengok beliau. Jika diberikan kemampuan yang lebih, saya berharap ada yang bisa memberikan pertolongan entah apa itu. Kami juga tak bisa berbuat lebih selain mendoakan beliau. Semoga takdir yang ditetapkan Allah lebih indah untuk mbah Robinah. Amin.
3.Mbah Sumi
4. Bu Tumi
Terima kasih untuk para donatur dan teman teman relawan yg sudah meluangkan waktunya untuk hadir. Allah SWT yang tahu balasan terbaik untuk kita semua.
6 OKTOBER 2016
Innalillahi wainna ilaihiroji'un
Sore ini telah meninggal dunia mbah Rubinah, desa Kalidawe, Pucanglaban, Tulungagung. Sebelemnya mbah Rubinah pernah jatuh saat berjalan hingga menyebabkan beliau sakit yang akhirnya membuat beliau hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Setelah tadi siang berkunjung untuk melihat kondisi beliau, sore harinya Allah memanggil mbah Rubinah kurang lebih pukul empat sore.
Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT, diampuni segala dosanya dan mendapatkan tempat terindah disisi Nya.
Amin Amin.... ya Rabbal alamin
Senyum Sahabat akan takziah besok, Jumat 7 Oktober.
~~~
Mari menyisihkan rizki untuk membantu orang-orang yang hidupnya masih di bawah kata layak agar kita bisa benar-benar hidup bahagia bersama.
Tidakkah kita ingin dipedulikan Allah kelak?
Maka pedulilah terhadap orang lain disekitar kita.
Jangan menutup mata!
Jangan menutup hati!
Mereka ada, dan kita wajib membantunya.
Bantuan bisa dititipkan langsung, atau yang terbatas jarak dapat transfer ke:
BRI 6584-01-000458-50-2 a.n. Suharyo
BNI Syariah 0399536105 a.n Anis Pustariya
BCA 0481-3450-72 a.n Endang Sf
Setelah transfer harap konfirmasi ke no. 085749163263 / 085704393184 / BBM 5E28A72D untuk mempermudah pendataan di setiap akhir bulannya.
Informasi lengkap dapat dilihat di facebook grup SENYUM SAHABAT.
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin,
pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat.
Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan
memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim)
Bagus kegiatan baksos seperti ini, mmg kita harus peduli dg orang lain, Top Dah buat kalian...
ReplyDeleteIya... Terimakasih banyak dan mohon doanya semoga terus diberi kelancaran.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete