Assalamualaikum...
Senang sekali akhirnya SENYUM SAHABAT semakin mendapat dukungan dari sahabat donatur yang memberikan kepercayaannya kepada kami semua untuk menjalankan amanah. Sebagai bentuk tanggung jawab, segala sesuatu berkaitan dengan bakti sosial atau sedekah, atau berbagi kepada sesama kami informasikan secara lengkap dan transparan di facebook group: SENYUM SAHABAT.
Puji syukur alhamdulillah juga tercurahkan atas kesempatan yang diberikan kepada kami hingga dipertemukan dengan Mbah Wiji. Beliau adalah warga RT 2 RW 2 dusun Winong, desa Dono, kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.
Selama ini, Mbah Wiji hidup seorang diri di rumah yang berukuran kurang lebih 4x4 meter. Tempat tingal amat sederhana berdinding bambu setengah permanen. Mirisnya, anyaman bambu yang melindungi beliau dari angin dan hawa dingin sudah banyak yang berlubang. Apalagi atap esbes yang harusnya dapat menjadi payung pelindung dari hujan maupun panas juga tak berfungsi dengan baik. Ketika hujan, air mengalir masuk
Sementara itu, satu-satunya penerangan saat malam adalah nyala temaram ublik yang menggunakan minyak tanah. Dulu sempat dialiri listrik untuk sebuah lampu yang disalurkan dari rumah tetangga. Namun karena mbah Wiji tak bisa membayar pada waktunya, akhirnya aliran listrik tersebut dihentikan.
Senang sekali akhirnya SENYUM SAHABAT semakin mendapat dukungan dari sahabat donatur yang memberikan kepercayaannya kepada kami semua untuk menjalankan amanah. Sebagai bentuk tanggung jawab, segala sesuatu berkaitan dengan bakti sosial atau sedekah, atau berbagi kepada sesama kami informasikan secara lengkap dan transparan di facebook group: SENYUM SAHABAT.
Puji syukur alhamdulillah juga tercurahkan atas kesempatan yang diberikan kepada kami hingga dipertemukan dengan Mbah Wiji. Beliau adalah warga RT 2 RW 2 dusun Winong, desa Dono, kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.
Selama ini, Mbah Wiji hidup seorang diri di rumah yang berukuran kurang lebih 4x4 meter. Tempat tingal amat sederhana berdinding bambu setengah permanen. Mirisnya, anyaman bambu yang melindungi beliau dari angin dan hawa dingin sudah banyak yang berlubang. Apalagi atap esbes yang harusnya dapat menjadi payung pelindung dari hujan maupun panas juga tak berfungsi dengan baik. Ketika hujan, air mengalir masuk
Sementara itu, satu-satunya penerangan saat malam adalah nyala temaram ublik yang menggunakan minyak tanah. Dulu sempat dialiri listrik untuk sebuah lampu yang disalurkan dari rumah tetangga. Namun karena mbah Wiji tak bisa membayar pada waktunya, akhirnya aliran listrik tersebut dihentikan.
Rumah tersebut sudah mulai rusak sehingga atas izin Allah, SENYUM SAHABAT berencana untuk memperbaiki rumah beliau. Mempertimbangkan usia beliau yang belum terlalu tua dan memiliki fisik yang sehat, tak ada salahnya menyediakan rumah sederhana namun nyaman untuk ditempat.
Semoga niat baik ini dimudahkan oleh Allah dan sahabat-sahabat yang terlibat di sini semakin diberikan kekayaan batin hingga tetap peduli dengan orang-orang kurang beruntung disekitar kita.
Sungguh, semua ini tak akan terjadi tanpa bantuan dari sahabat donatur yang senantiasa ikhlas menyisihkan rezekinya dan juga relawan yang tak pikir panjang untuk meluangkan waktu dan tenaganya untuk saling bahu-membahu peduli dengan orang-orang disekitar. Terimakasih banyak... jika ada kata yang lebih indah untuk diucapkan, maka Allah-lah yang akan membalasnya.
Sungguh, semua ini tak akan terjadi tanpa bantuan dari sahabat donatur yang senantiasa ikhlas menyisihkan rezekinya dan juga relawan yang tak pikir panjang untuk meluangkan waktu dan tenaganya untuk saling bahu-membahu peduli dengan orang-orang disekitar. Terimakasih banyak... jika ada kata yang lebih indah untuk diucapkan, maka Allah-lah yang akan membalasnya.
14 Agustus 2016
Survey pertama, kemudian meninjau rumah Mbah Wiji untuk mempersiapkan keperluan dan kondisi setempat.
1 September 2016
Batako material untuk bedah rumah sudah dikirim ke rumah mbah Wiji, kec. Sendang, Tulungagung.. InsaAllah semen dan pasir menyusul keesokan harinya.
Relawan Senyum Sahabat dibantu warga sekitar |
2 September 2016
Pasir dan asbes untuk juga sudah tiba. Rencana perbaikan ini akan dilakukan dengan cepat agar bisa segera ditempati oleh mbah Wiji.
4 September 2016
Hari ini rumah mbah Wiji dibongkar. Beberapa keperluan yang masih diperlukan namun belum tersedia adalah: pintu engkelan, jendela engkelan, kalsiboard 6 lbr, semen 8sak, glugu / sengon (5 meter) 3, usuk (ukuran 4-6) 8 bj, paku, asbes kurang 8,glugu / sengon(4 mteran) 2.
Bagi sahabat yang memiliki kelebihan dan bersedia menjadi donatur bisa menghubungi nomor di bagian bawah postingan ini. Terimakasih.
5 September 2016
Material bangunan seperti semen, tambahan esbes, triplek sudah di kirim ke rumah mbah Wiji.
7 September 2016
Proses pembangunan yang dikerjakan pada siang dan malam hari.
9 September 2016
11 September 2016
Usai melakukan baksos ke rumah Mbah Kinem, kita mampir untuk melihat sejauh mana proses pembangunan rumah mbah Wiji. Saat itu pekerja sedang memasang batako dan ternyata masih kurang. Saat itu juga kami membelikan batako agar pengerjaan cepat selesai.
14 September 2016
Proses pengerjaan rumah mbah Wiji hampir selesai. Saat ini masih membutuhkan pasir untuk pembuatan jalan (undakan) dan daun jendela. Bagi sahabat yang bersedia memberikan bantuan bisa menghubungi kontak di bawah postingan ini.
Alhamdulillah, sekarang bantuan bisa disampaikan melalui:
BRI 6584-01-000458-50-2 a.n. Suharyo
BNI Syariah 0399536105 a.n Anis Pustariya
BNI Syariah 0399536105 a.n Anis Pustariya
BCA 0481-3450-72 a.n Endang Sf
Setelah transfer harap konfirmasi ke no. 085749163263 / 085704393184 / BBM 5E28A72D
Bantuan juga dapat disampaikan langsung kepada kami.
Sebelum memberikan bantuan, sahabat bisa melihat aktivitas bakti sosial ini di facebook Senyum Sahabat . Semua kegiatan dan informasi lengkap di sana. Facebook pribadi saya dan sahabat-sahabat lainnya juga sudah terdata di dalamnya. Semua kegiatan, dokumentasi dan lain-lainnya kami sampaikan melalui grub tersebut secara transparan.
Sedikit bagi kita, mungkin sangat berarti bagi mereka.
Tidak perlu menjadi kaya untuk bisa memberi dan berbagi kepada sesama.
Dengan menyisihkan sedikit rezeki yg kita miliki, semoga bisa mengukir senyum saudara kita yg hidup kurang beruntung...
Tidak perlu menjadi kaya untuk bisa memberi dan berbagi kepada sesama.
Dengan menyisihkan sedikit rezeki yg kita miliki, semoga bisa mengukir senyum saudara kita yg hidup kurang beruntung...
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete