Diresmikan bulan Juli lalu, tempat wisata Ranu Gumbolo padat pengunjung terutama di hari libur. Saya datang pagi-pagi sekali hari minggu ini supaya tidak bersesakkan dengan pengunjung lain. Namun keinginan saya kandas sebab parkiran sepeda motor saja sudah hampir penuh.
Jaraknya kurang lebih sepuluh kilometer dari rumah membuat saya tak enggan untuk kembali dan kembali lagi ke Ranu Gumbolo. Dulunya tempat ini sepi, berbanding terbalik dengan kondisi sekarang yang ramai pengunjung. Bukan hanya dari dalam kabupaten Tulungagung, namun juga berasal dari luar kota seperti Kediri, Blitar, dan Trenggalek.
Tempat wisata yang dikelola pemerintah ini memang semakin dikenalkan ke masyarakat agar pengunjung pariwisata Tulungagung semakin meningkat. Ranu Gumbolo ini memang layak dikunjungi dan siapapun yang datang tidak akan menyesal. Meskipun suasana ketika masih sepi begitu saya rindukan, ramai seperti inipun okelah. Saya masih bisa menikmatinya.
Hal yang ingin saya lakukan pertama adalah mengambil gambar dari rumah pohon, ikon Ranu Gumbolo yang paling banyak diburu wisatawan. Bukan untuk selfie (sumpah) tapi untuk mengambil gambar pemandangan dari sudut terbaik. Namun hal itu gagal lagi karena panjangnya antrean untuk berfoto di sana.
Saya yang saat itu datang bersama keponakan akhirnya memilih untuk mencari tempat teduh dengan pemandangan hijaunya air dan pohon pinus untuk bergelantunyan di hammock. Kami menemukan titik terbaik untuk memasangnya di kedua pohon pinus.
 |
| Terus hammock-nya pindah ke sini deh. Lebih keren view-nya. |
Kalian yang punya hammock bisa bawa dari rumah. Penting banget soalnya kalau pas rame, kalian nggak akan punya tempat beristirahat. Dan hammock inilah yang jadi bantalan empuk untuk menikmati suasana yang asri. Bagi yang nggak punya hammock seperti saya bisa menyewa dengan membayar Rp.5000 dan meninggalkan tanda pengenal. Sewanya di petugas parkir. Hammock ini terbatas, jadi ya siapa cepat dia yang dapat. Kekekke...
Tempat ini cocok banget dikunjungi bersama keluarga untuk piknik. Di beberapa tempat saya juga melihat komunitas-komunitas yang rame-rame menggelar tikar dan membawa bekal dari rumah. Hm.... Seru juga kalau ada tempat piknik seperti ini. Jadi ingat sama hanabi matsuri di Jepang, piknik di bawah pohon sakura. Kalau kita ya piknik di bawah pohon pinus. Hehe...
Tempat ini cocok banget dikunjungi bersama keluarga untuk piknik. Di beberapa tempat saya juga melihat komunitas-komunitas yang rame-rame menggelar tikar dan membawa bekal dari rumah. Hm.... Seru juga kalau ada tempat piknik seperti ini. Jadi ingat sama hanabi matsuri di Jepang, piknik di bawah pohon sakura. Kalau kita ya piknik di bawah pohon pinus. Hehe...
And this is the beautiful view of Ranu Gumbolo, Tulungagung:
 |
| Berasa dimana gitu ya... kekekke... >.< |
Sayangnya nih, pengunjung banyak yang nggak sadar diri. Mereka meninggalkan sampah seenaknya di tanah. Padahal banyak tanda larangan membuang sampah sembarangan. Petugas juga sudah menyediakan tempat sampah yang tersebar menyeluruh. Lain kali, kemanapun kalian pergi berkunjung ke tempat umum, jadilah keren dengan tertib peraturan. Oke?!
 |
| Nah... Buang sampahnya di sini ya. Kalau bersih, jepretan foto kalian jadi bagus juga kan?! |
Oh iya, saat ini Ranu Gumbolo juga masih banyak mengalami perbaikan seperti gazebo dan tempat-tempat duduk. Toilet juga sudah ada namun sederhana. Dalam waktu dekat toilet yang lebih nyaman akan mempermudah fasilitas umum bagi pengunjung. Di beberapa tempat juga sudah ditanami bunga-bunga seperti bunga kertas atau bunga krisan. Kalau sudah waktunya mekar, pasti cantik deh.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete