Bersamaan dengan
dimulainya Kampanye Nasional PencegahanStunting secara nasional yang diserukan pada tanggal 16 September lalu di
MoNas (Monumen Nasional), KEMENKES
beserta jajaran pemerintahan, termasuk para kepala daerah telah bertekad untuk
menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan
dan bahaya stunting. Berbagai upaya akan dilakukan demi Indonesia sehat di masa mendatang. Salah satunya dengan memberikan perlindungan imunisasi kepada
anak-anak. Karena, imunisasi melindungi
generasi bangsa dari timbulnya berbagai penyakit.
Lalu, apakah itu
stunting? Mungkin bagi sebagian besar masyarakat istilah “stunting” jarang
terdengar, sehingga kurang mengetahui tentang penyakit ini. Cari tahu seputar
stunting yuk, agar kita lebih
teredukasi dengan penyakit yang satu ini!
APA ITU STUNTING?
Stunting merupakan masalah kekurangan
gizi kronis yang menganggu pertumbuhan tubuh dan otak balita akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan pada saat janin
masih dalam kandungan dan baru nampak pada usia 2 tahun. Sedangkan, dalam
pengertian lainnya dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi seorang anak yang
memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari standar usianya yang juga mengalami
keterlambatan pertumbuhan otaknya. Sebagian besar masyarakat mungkin lebih mengenal
stunting ini dengan sebutan “kerdil”, baik itu kerdil secara fisik maupun
otaknya.
Perlu diketahui bahwa,
pengaruh kondisi ini tidak berhenti saat anak usia balita saja, namun juga berdampak
ketika mereka sudah dewasa. Sebab, gangguan pertumbuhan tubuh dan otaknya akan
melemahkan daya pikir anak tersebut. Sehingga, berpengaruh juga terhadap
kualitas dirinya sampai tua. Kebanyakan penyebab stunting adalah minimnya
layanan informasi bagi orang tua mengenai stunting dan kekurangan gizi yang
disebabkan oleh pengasuhan anak yang kurang baik.
BAHAYAKAH STUNTING ITU?
Seperti yang dinyatakan oleh Bapak Moeldoko, Kepala
staff Kepresidenan pada hari Kampanye Nasional Pencegahan Stunting, bahwa kemajuan suatu bangsa itu ditentukan
oleh kualitas sumber daya manusianya, jika SDMnya lemah, maka bangsa itu akan
lemah. Sehingga, demi kemajuan bangsa Indonesia ini di masa depan, kondisi
stunting ini perlu diatasi. Apalagi, berdasarkan data riset Kesehatan Dasar,
diketahui bahwa 4 dari 10 anak Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 5 ibu
hamil di mengalami kekurangan gizi. Sedangkan, menurut catatan WHO, sekitar 15
% kematian balita di dunia disebabkan oleh kondisi stunting ini. Bahkan,
meskipun ada yang bertahan hidup, anak tersebut akan memiliki kualitas diri
yang rendah setelah dewasa.
Apalagi, selain terhambatnya pertumbuhan, perkembangan
otak anak juga tidak maksimal. Inilah yang menjadi penyebab kemampuan mental
dan belajar anak kurang yang mana bisa menyebabkan prestasi anak yang buruk di
sekolah. Malah, bila terkait kekurangan gizi, diketahui pula bahwa kondisi ini
bisa menjadi salah satu faktor seseorang terkena diabetes, hipertensi,
obesitas, dan bahkan kematian karena infeksi. Jadi, bila ditanya apakah kondisi
stunting ini berbahaya, jawabannya tentu saja berbahaya, baik itu bagi diri
anak itu sendiri dan juga kemajuan bangsa di masa mendatang.
BAGAIMANA CARA MENCEGAHNYA?
Menteri Kesehatan RI saat memberi materi tentang “Mewujudkan Indonesia Sehat Melalui Percepatan Penurunan Stunting” |
Demi mengupayakan Indonesia Sehat di masa depan, KEMENKES berupaya untuk memerangi stunting demi menyelamatkan jutaan balita Indonesia yang masa depannya terancam. Langkah awal dimulai dengan mensosialisasikan tentang stunting dan pencegahannya di seluruh pelosok Indonesia melalui petugas kesehatan di desa-desa. Pemerintah juga membuat beberapa kebijakan kesehatan berupa mencanangkan program-porgram, seperti;
~
|
Pendekatan
Keluarga (PIS-PK): Program
yang dilakukan oleh petugas Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat) dengan meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi langsung keluarga di lingkungannya untuk melaksanakan pemantauan gizi
masyarakat guna menurunkan angka stunting.
|
~
|
Pemberian
Makanan Tambahan (PMT): Program dari pemerintah dengan mengatur Standar
Makanan Tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro
bagi anak balita, anak usia sekolah dasar, dan juga ibu hamil. Program ini
ditujukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita
stunting, serta guna meningkatkan asupan gizi anak untuk menunjang kebutuhan
gizi selama di sekolah dan di usianya saat remaja.
|
~
|
1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK): program pemenuhan gizi anak sejak dini, bahkan
sejak dalam kandungan yang dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari)
hingga usia anak 2 tahun (730 hari).
|
Selain dengan program diatas, pemerintah juga melakukan 4 target utama kesehatan yang harus tercapai pada tahun 2019. Yaitu;
~
|
Meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat
|
~
|
Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular
|
~
|
Meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan
kesehatan
|
~
|
Meningkatkan perlindungan finansial, ketersediaan dan penyebaran obat
bermutu, serta
sumber daya kesehatan.
|
Agar tercapai keempat
target tersebut, pemerintah saat ini begitu gencar melaksanakan imunisasi bagi
seluruh anak di Indonesia guna mencegah penyakit berbahaya.
APA IMUNIASI YANG DIPILIH
UNTUK MENCEGAH STUNTING?
Imunisasi merupakan program pencegahan penyakit menular
dengan pemberian vaksin untuk memberikan kekebalan sistem imun kepada
masyarakat. Vaksinasi wajib dilakukan untuk semua anak yang berusia antara 9
bulan hingga 15 tahun. Vaksin yang diberikan tidak akan memberikan efek smaping
seperti kelumpuhan dan autism setelah melakukan imunisasi. Pemerintah melakukan
upaya perlindungan imunisasi dengan
bekerja sama bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk
mempercepat sertifikasi halal vaksin MR demi menyukseskan
program imunisasi ini. Hal ini terlaksana dengan terbitnya
Fatwa MUI nomor 33 Tahun 2018 mengenai
penggunaan vaksin MR produk dari Serum Institute India (SII).
Dengan adanya program imunisasi ini, diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap penyakit berbahaya, misalnya seperti campak, difteri, tetanus, batuk rejan, meningitis, rubella, hepatitis B, polio, pneumonia yang disebabkan oleh Haemofilus influenza tipe B, dan Tuberkulosis berat. Imunisasi yang dilakukan adalah imunisasi vaksin MR (Measles Rubella).
APA USAHA YANG BISA KITA
LAKUKAN?
Setelah mengetahui
bagaimana itu stunting dan bahayanya bagi kelangsungan masa depan bangsa, kita
seharusnya turut serta pula dalam mengatasi kondisi ini. Kita perlu menyadari bahwa
siapapun kita, ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk mengabarkan,
mengingatkan, dan juga mensosialisasikan akan bahaya stunting dan harus
mencegahnya. Kita bisa memulainya dari diri kita sendiri, misalnya; banyak
makan makanan yang bergizi, seperti sayur dan buah, terutamanya bagi ibu yang
sedang mengandung dan menyususi. Selain itu, hal lainnya yang bisa dilakukan
adalah:
~
|
Mengikuti program imunisasi melindungi generasi
bangsa sesuai
jadwal yang dicanangkan oleh pemerintah.
|
~
|
Bagi yang memiliki
keluarga dengan ibu yang sedang hamil diyakinkan untuk rutin konsultasi ke
dokter kandungan atau bidan, menghindari stress, dan menjaga asupan
nutrisinya saat hamil dan setelah 1000 hari kelahiran bayinya.
|
~
|
Memberikan ASI ekslusif
bagi balita hingga 2 tahun kehidupan atau sekitar 730 hari sejak
kelahirannya.
|
~
|
Mensosialisasikan tentang bahaya hamil di luar nikah
dan menikah di
usia terlalu
dini.
|
~
|
Mensosialisasikan
mengenai kehamilan
jarak pendek yang sangat
rentan terhadap kasus stunting.
|
~
|
Memelihara sanitasi dan kebersihan tempat tinggal.
|
~
|
Mensosialisasikan tentang bahayanya rokok dan alkohol
untuk ibu yang mengandung.
|
YUK, DUKUNG PROGRAM PEMERINTAH
DALAM MENGATASI STUNTING
Selain pemerintah, ini
sebenarnya juga menjadi tanggung jawab kita bersama untuk masa depan yang
cemerlang bangsa Indonesia ini. Demi kualitas SDM yang lebih baik, kita juga
harus turut serta memerangi stunting. Dengan upaya-upaya yang bisa dilakukan
diatas, kita juga bisa mendukung pemerintah dengan cara yang mudah. Yaitu,
memperbaiki pola makan, memperhatikan kebersihan, rajin olahraga, cek kesehatan
secara berkala, senantiasa menerapkan hidup sehat, dan juga memperbaiki pola
pengasuhan terhadap anak.
Kita juga bisa ikut
berpartisipasi dengan memberikan informasi ke khalayak melalui social media atau dari mulut ke mulut
agar masyarakat kita lebih aware mengenai
stunting ini dan betapa pentingnya melakukan pencegahan terhadap stunting. Tentunya,
ini semua demi bangsa Indonesia yang lebih sehat di masa mendatang.
Informasi lebih lengkap silahkan mengunjungi
Sumber gambar: www.sehatnegeriku.kemkes.go.id
#IndonesiaSehat
#PencegahanStunting
#PerlindunganImunisasi
No comments:
Post a Comment