SEKEDAR CERITA TENTANG JEPANG #1 - Reezumiku

Thursday, October 17, 2013

SEKEDAR CERITA TENTANG JEPANG #1



LOVE IN MANGA
Cerita Cinta di Halaman Manga
6 juli 2013
CHOOSE THE FUTURE

“Tapi mbak, aku tidak mau memaksakan kehendaknya.”
“Ah, kamu itu jadi orang tua nggak becus. Bagaimana dia bisa dapat pekerjaan dengan kuliah yang tidak jelas itu,” ucap wanita paruh baya yang duduk di kursi ruang tamu sambil menggoyangkan kipas di tangannya.
“Tapi percuma juga kalau kuliah dengan hati tertekan. Itu tidak akan menghasilkan apa-apa.”
“Terserahlah. Aku tidak peduli lagi. Yang penting aku sudah memperingatkanmu,” seraya membuang muka.
Lelaki berkumis itu hanya terdiam di sebelahnya.
“Semua orang juga tau kalau jurusan bisnis itu lebih baik dan lebih terjamin.” Wanita gemuk itu masih saja mengomel.
“Tapi anakku tidak menyukainya!”
“Suka tidak suka itu bukan masalah. Nanti kalau sudah dijalani, dia juga akan terbiasa.”
Perbincangan terdengar hingga ke kamar seorang gadis yang menjadi subjek pembicaraan itu. Dia termenung mendengarkan perbedaan pendapat antara budhe dan ayahnya.
Budhe menginginkannya kuliah di bidang bisnis sedangkan ayah dan ibunya mendukung atas pilihannya. Namun mereka juga tak bisa pura-pura tuli atas komentar budhenya.
“Maaf  mbak, aku tidak mau mengorbankan kebahagiannya. Kalau anakku lulus ujian masuk universitas di Jepang, maka aku akan membiarkannya berangkat ke sana.”
Wanita itu keluar tanpa pamit.
***
“Tar, Tari bangun,” ucap seorang mahasiswi pada temannya yang tertidur di ruang kelas.
Udah selesai ya?” tanya gadis yang baru tersadar dari mimpinya itu.
Pipinya masih menempel di meja dan mulai membuka matanya yang lengket. Buku yang menutupi mukanya terjatuh. Kemudian ia menarik kepalanya ke kanan dan ke kiri hingga menimbulkan suara-suara aneh yang membuat geli.
“Lihat tuh temanmu! Dia selalu aja begitu,”
“Ah, Kalian ini. Tau sendiri kan?! Pelajarannya ini super membosankan. Untung, rugi, hitung-hitungan begini begitu dan blablablaaa…..” Tari bertingkah seolah menjadi dosen.
“Emang ada, mata kuliah yang  nggak membosankan buatmu.  Haaah?! Tiap hari kamu cuma tidur. Atau kalo nggak, pasti buku tulisku udah penuh coretan-coretanmu yang nggak jelas itu.”
“Hey, siapa bilang coretan itu nggak jelas?!  Bagus tau.” Tari tak mau kalah.
Lestari Kumala Dewi adalah mahasiswi jurusan bisnis managemen di Surabaya. Bidang yang sama sekali tidak menarik baginya. Dia memang salah pilih jurusan. Tari sesungguhnya tak mau seperti ini. Ia ingin serius belajar dan membanggakan kedua orang tuanya. Namun otak kirinya tak se-encer otak kanan. Ia tak mampu mencerna pelajarang-pelajaran yang menyesakkan itu.
Seorang teman bergaya nyentrik menghampiri ketika ia sedang duduk sendirian di dekat tempat parker.
“Eh, apa kabar?”
“Baik,” jawabnya datar.
“Katanya dapat beasiswa di Jepang. Kok masih di sini aja?” tanya Puri, teman satu komunitasnya di pecinta musik Jepang.
“Iya sih udah dapat beasiswa, tapi lagi nunggu kabar nih. Entah lulus ujian masuk universitas apa nggak.”
Gadis 19 tahun ini menyukai dunia ke-jepangan. Semua yang serba Jepang selalu di pelajarinya. Budaya, tradisi, bahasa dan terutama manga[1].
Semua itu berawal dari  kakaknya yang telah menularkan hobinya menonton film-film animasi seperti Inuyasa, Dragonball Z, Naruto. Bahkan saat Tari masih SD selalu di suguhi Pokemon, Doraemon, Sailor Moon, dan Detective Conan, yang kini benar-benar di gandrunginya. Juga Shoune
***
Tari membuka laptopnya dan mulai menjelah dunia maya. Di bukanya email yang menumpuk oleh pemberitahuan-pemberitahuan dari facebook dan twitter. Matanya terbelalak tertuju pada salah satu inbox yang mencolok dan berbeda dengan lainnya.

From: JASSO

Tari segera mengarahkan kursornya kesana. Jantungnya berdebar membaca setiap barisnya. Keningnya berkerut dan perlahan bibirnya melebar. “AyahIbuAku akan ke Jepang….. ” teriaknya bersemangat lalu beranjak dari mejanya lalu menghampiri ayah dan ibunya di lantai bawah karena tidak mendengar teriakkannya.
“Ibu… Ayah… Aku lulus di Tokyo Polytechnic University. Aku akan ke Jepang ayah,” peluk Tari pada kedua orang tuanya.
“Benarkah sayang?” tanya ibunya yang masih tidak percaya.
“Iya, di fakultas seni. Jurusan manga, bu”
Ayah senang mendengarnya,” ucap ayahnya lalu mengecup kening putrinya. “Tapi apa kamu yakin tidak mau ambil bisnis saja di sana?” tambah ayahnya bercanda.
“Ah ayah, jangan begitu,” ucap ibunya.
“Loh benar kan bu. Biar nanti dia bisa meneruskan bisnis ayah.” Ayahnya memundurkan kursi dan meletakkan kedua tangannya di pundak Tari. “Tapi apapun pilihanmu. Ayah akan mendukungnya. Apapun yang membuatmu bahagia.”
***
Salah satu temannya di komunitas cosplay[3]  memiliki keluarga yang sedang menempuh pendidikan di Jepang. Tari pun mulai berkomunikasi dengannya melalui email.



From : Ami – Japan
Tari, sudah ada tempat yang cocok untukmu. Salah satu penghuni apartemenku telah pindah. Kini kamar itu kosong dan telah kupesan untukmu. Aku tunggu kedatanganmu…

Sepotong email dari Ami melegakan ke dua orang tuanya. Mereka bisa  melepaskan putri bungsunya dengan tenang. Setidaknya masih ada orang yang bisa menjadi tempat tujuan anaknya seandainya tersesat.
***
“Jaga diri baik-baik ya sayang. Selalu waspada! Gunakan jurus tinjumu kalau ada yang macam-macam,” pesan ibu saat mengantarkannya di bandara Juanda Surabaya.
Tinju adalah satu-satunya ilmu beladiri yang dikuasai Tari. Tak banyak teknik. Hanya cukup mengepalkan tangan, mengumpulkan tenaga di punggung-punggung jari lalu plakkkk….. Lawanpun langsung tersungkur. Itulah  yang di ajarkan kakaknya.
“Belajarlah yang rajin dan segera pulang membawa kebanggaan untuk ayah,” ucap ayahnya dengan tegas sambil menepuk pundaknya
Terlihat mata mereka yang berkaca-kaca mencoba tegar mengantarkan kepergiannya.
“Abang pasti akan merindukanmu, cungkring,” tambah kakaknya sambil mencubit pipinya yang tipis. “Jangan lupa kalau sudah sampai di sana, kirimin conan ya” Tari tertawa kecil mendengar permintaan kakaknya.
“Ah bang Wira… selalu itu deh.” Tari mengambil napas, “Baiklah! Aku akan segera menyerbu toko buku dan melemparkan si conan itu ke sini.”
“Haaaaaa….. dasar kau ini,” Wira mencubit pipi adiknya lagi lalu memeluknya.
Pertama kalinya Tari akan pergi jauh meninggalkan orang-orang yang di sayanginya. Keluarga yang selama ini menjadi tempatnya berlindung. Teman-teman dari komunitas cosplay dan pecinta musik Jepang juga ikut mengantar nya.
Tari memandang wajah teman-temannya yang menampakkan  raut berbeda dari keluarganya yang masih saja sedih. Mereka, Gilang, Dika, Puri, dan yang lainnya melambaikan tangan penuh bahagia. Seolah mereka mengerti bahwa inilah yang Tari inginkan dan butuhkan.
Mereka paham bagaimana ambisi Tari yang pasti akan berkembang dengan kepergiannya menuju negara asal manga itu muncul.
“Tari….. ambilkan pick bas Tetsu kalau ketemu L’arc-En-Ciel ya….!” teriak Gilang, salah satu temannya yang seorang cielers, fans band Jepang L’arc-En-Ciel.
Hal itu memecah senyum Tari yang berjalan meninggalkan mereka sambil melambaikan tangan.
 ***
Bagi Tari, Jepang terlihat menyenangkan. Apalagi impiannya kini terwujut, Jepang. Hanya Jepang yang membuat hatinya damai... Tetapi tak semua yang terjadi sesuai kacamatanya. Ada banyak hal lain yang tak diketahuinya.
Bagaimanakah petualanngannya di Jepang???
Bagaimana kuliahnya di jurusan manga? Kartun? Ya, belajar manga langsung dari negara asalnya?
Dan juga bagaimana pertemuan Tari dengan seorang lelaki misterius penghuni apartemen depan kamarnya????
*
*
*
To be continued



[1] komik jepang
[2] jenis komik laki-laki yang condong pada kategori action

[3] costume playing, kegiatan menirukan gaya anime, tokoh, artis, game, karakter manga dan lainnya

2 comments:

  1. anisa, beasiswa untuk belajar manga ada gk ya ?

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Local Business Directory, Search Engine Submission SEO Tools