Kemarin subuh aku terbangun agak pagi,
memang sedang sulit tidur dalam beberapa hari ini. Sementara halaman depan
masih basah bekas gerimis, aroma lembab pun semakin menambah dingin jemari
tangan yang sedang menjemur pakaian.
“Berjemur?”
Iya, pakaian yang menumpuk seminggu
penuh sudah waktunya digiling. Satu bak penuh meletihkan tubuh yang sudah
jarang diajak berolahraga. Ketika beristirahat sejenak, aku duduk menempel pada
dinding bata unfinishing sambil
melihat kain-kain yang telah berjajar rapi menanti datangnya hangat mentari.
Aku mengamati satu-persatu dan menyadari
bahwa koleksi kerudung lebar serta amis mulai bertambah hingga mendominasi
koleksi. “Ya Allah, sejak kapan aku mulai pakai kerudung lebar dan gamis?
Apakah semua itu milikku?”
Teman SMA pasti mengenalku sebagai si
jangkun tomboy yang selalu pakai celana jeans dan kaos oblong dengan rambut
berantakan serta tanpa pakai makeup
sama sekali. Akulah si J-Rockstars yang keranjingan nonton konser band asal
Jakarta itu dan rela teriak-teriak depan panggung buat manggil-mangill
sang idola. Sementara masuk kuliah, aku
memang sudah memakai kerudung, namun masih lepas pakai plus pakaian minim ketat yang (naudzubillah) melekuk-lekuk tak tahu
diri. Ya, itulah diriku yang mungkin kamu kenal dahulu.
Berbagai perubahan yang terjadi saat
ini memang tak terduga. Tidak sekalipun berfikir, berniat, atau berencana
mengubah segalanya mulai dari pola fikir, cara pandang, kebiasaan hingga penampilan
secara menyeluruh sampai ke hal paling sederhana. Salah satunya adalah menggunakan
kerudung berukuran besar sampai menutupi lengan dan memanjang sampai pinggul.
Apa yang merasukiku? Apa?
Dulu aku merasa (maaf) risih melihat
wanita yang menggunakan pakaian lebar. Tampak berat, ribet dan riweuh saja.
Padahal ketika itu aku sudah bersahabat dengan dua orang yang lebih dulu
memutuskan berhijrah. Tapi, belum ada kecondongan dari diriku sendiri untuk
mengikuti jejak mereka. Bagiku, yang penting berhijab dan menutup dada sudah
cukup untuk menjaga pandangan lawan jenis maupun mengontrol diri dari aktivitas
negatif.
Hingga suatu hari mendapat informasi
yang berharga ketika mengikuti halaqah rutin, yaitu tentang menutup aurat.
MasyaAllah, ketika perintah itu turun pada Rasulullah, para wanita Anshar
bergegas mengambil apapun yang ada di sekitarnya untuk menutupi tubuh mereka.
Mendengar cerita tentang betapa patuhnya mereka terhadap perintah Allah SWT
membuat bulu kuduk merinding seketika. Aku merasa sangat-sangat malu pada diri
sendiri.
Sejak itulah aku mengambil langkah
berani dan menepis semua keragu-raguan. Namun perubahan cara berpakaianku juga
tidak terjadi secara drastis. Ada beberapa tahap yang harus kulewati mulai dari
urusan materi hingga mempersiapkan mental menghadapi kontra dari berbagai
pihak.
Selama proses itupun tidak mudah.
Banyak sekali kendala dari dalam diri sendiri hingga pengaruh luar yang
seringkali menggerogoti nyali. Alhamdulillah atas izin Allah, aku bisa sampai
di titik ini. Ada hal-hal sederhana yang dapat diterapkan dalam keseharian. Sahabat muslimah yang
sedang mengalami hal sama ketika hijrah bisa mencoba beberapa tips berikut:
Bergabung
dengan halaqah atau grup/komunitas yang mengkaji tentang ilmu agama.
Percayalah, lingkungan sangat
mempengaruhi apalagi ketika sedang proses hijrah. Maka carilah lingkungan
pertemanan yang mendukung proses hijrah seperti mengikuti halaqah atau liqo.
Secara batiniah, mereka dapat menguatkan dan mendukung perubahan baik yang
hendak kita lakukan.
Mendatangi
kajian/ceramah.
“Apaan sih? Nanti malah kena pengaruh
ekstrimis yang menyesatkan.” Jujur, itulah yang dahulu aku katakan ketika
mendapat ajakan menghadiri ceramah, tausiyah, atau kajian. “Nggak usah
ikut-ikutan begitu aku bisa belajar agama dari buku atau video youtube”, pikirku.
Namun ternyata semua itu salah.
Sekarang aku menyesal karena tak
mengenal kajian lebih awal. MasyaAllah, energi ketika berkumpul dengan
orang-orang sholeh sholehah yang sedang menuntut ilmu itu mampu memberikan aura
positif yang pemperkuat keyakinan untuk istiqomah berhijrah. Iya, kajian adalah
tempat menuntut ilmu, belajar banyak hal baru, dan menjalin silaturahmi dengan
saudara seiman. Kalau dalam kondisi umum seperti seminar gitulah.
Aku menyarankan untuk mendatangi kajian
minimal sebulan sekali, kalau bisa seminggu sekali. Sebenarnya ada banyak
sekali kajian mulai dari yang dikhususkan untuk remaja, dewasa, dan dengan
berbagai topic menarik yang bermanfaat. Tak perlu jauh-jauh, kegiatan di masjid
dekat rumah juga sudah merupakan kajian yang paling mudah dijangkau.
Kajian pertama yang paling berkesan
yang pernah kuikuti adalah Ust. Oemar Mita. Waktu itu materinya tentang Hijrah
dan jlebbb banget, langsung nusuk di hati. InsyaAllah akan kubagi ceritanya
nanti di sini.
Menonton video Islami
Saya merekomendasikan Film Maker Muslim
buat sahabat muslimah yang sedang hijrah dan butuh motivasi lebih tinggi. FMM
merupakan sebuah karya visual bersegmen remaja dan dewasa muda dengan konsep
islami dan penuh nilai-nilai kebaikan.
Daripada nonton film-film atau drama
korea yang membuka aurat sehingga dapat mempengaruhi selera fashion ketika sedang proses hijrah,
mending menonton video atau film pendek yang menanamkan kebaikan. Jangan
khawatir bosen karena FMM dikemas ala anak muda milenial dan sesuai dengan
kondisi terkini. Dijamin bakal bikin baper
positif buat semakin memperbaiki diri ke arah yang disukai Allah.
Follow Unfollow
public figure
Nggak terasa perkembangan digital
sangat mendominasi selera pasar. Seringkali kita meniru gaya berpakaian artis
atau public figure yang dirasa
menarik dan cocok dengan style kita. Nah, saatnya unfollow mereka yang tidak berhijab dan mulai mengikuti media
sosial orang-orang yang dapat menginspirasi dalam berbusana muslimah.
Alhamdulillah sekarang sudang semakin
banyak artis yang memutuskan hijrah. Allahuakbar, hidayah datangnya hanya dari
Allah. Beberapa IG fashionable para public figure yaitu Oki Setiana Dewi,
Shireen Sungkar, Zazkia Sungkar, Dini Aminarti, Dewi Sandra, Meyda Sefira, Dian
Pelangi, Anissa Rahma, dan Artis Instagram ada Resa Rere, Wardah Maulina,
Pemain FFM, Hijab Alila dan lainnya.
Menambah
koleksi hijab secara bertahab
Proses hijrah setiap orang berbeda dan
kesulitannya juga tidak sama. Contohnya adalah seorang teman kuliahku dulu yang
tiba-tiba berubah drastis mulai dari pakaian, cara bersikap, dan kebiasaannya. Aku
sempat menganggapnya aneh karena terlalu tiba-tiba dan tidak biasa. Semoga
sahabat muslimahku tersebut selalu dalam lindungan dan jalan Allah.
Aku sendiri mengalami proses hijrah
yang tergolong lama. Pertama, memulainya dengan mengganti koleksi celana dengan
rok-rok panjang. Kemudian menyingkirkan kaos lengan pendek dan menambah baju
longgar lengan panjang. Barulah sedikit demi sedikit menabung untuk membeli
gamis.
Koleksi kerudung paris juga sempat
kuganti dengan rawis yang punya ukuran lebih lebar. Seiring waktu dan bertambahnya
pengetahuan, akupun merasa kalau rawis belum cukup untuk menutupi diri. Kadang
terlihat transparan saat dipakai di luar ruangan atau jika terkena cahaya.
Untuk itulah rencana revolusi kerudung aku lakukan dengan memesan sendiri dari
bahan yang lebih tebal serta bisa request
ukuran yang lebar sesuai keinginan.
Seiring dengan perubahan secara
lahiriah, kebutuhan batiniah dan akhlak juga perlu diperbaiki agar pondasi
berhijrah makin kuat dan tak mudak goyah oleh godaan duniawi. Semoga Allah
hadirkan hidayah dan keistiqomahan dalam diriku dan kalian. Amin….
Kami dari keluarga besar dewalotto
ReplyDeleteMengucapkan selamat hari Raya Idul Fitri 1440 H,
Semoga dihari yang istimewa ini akan membawa kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan untuk semua orang ,
Minal ‘aaidiin wal faaiziin , Mohon maaf lahir dan batin .