REVIEW NOVEL 'HARU NO TABI' created by Ghyna Amanda Putri - Reezumiku

Wednesday, June 11, 2014

REVIEW NOVEL 'HARU NO TABI' created by Ghyna Amanda Putri

Judul Buku : Haru no Tabi
Penulis : 
Ghyna Amanda Putri
Editor : RN
Penerbit : 
de TEENS
Tahun Terbit : 
Juni 2013
Kota Terbit : 
Jogjakarta
Jumlah Halaman : 182 halaman


“Kau tahu? Saat melakukan perjalanan denganmu dulu, aku menyesali satu hal. Aku menyesal karena diriku tak cukup kuat untuk bisa menjagamu. Anda aku bisa membawamu ke mana saja….”
Sebuah novel perjalanan romantis di musim semi yang menyisakan kenangan begitu dalam di benak dua anak manusia, diramu dengan konflik-konflik antarpersonal tak terduga. Salah satu pemenang #lombanoveljepang, Ghyna Amanda Putri.
***
Meski terbit lebih dulu, tetapi saya baru membaca novel ini setelah karya Ghyna Amanda Putri yang lain, Matryoska, Howls[dot]com, dan Heartsease. Ini berawal dari Matryoska yang teknik menulisnya telah membius saya. Kemudian saya mantap memutuskan mencari novel-novel karya gadis asli Bandung ini yang lain.
Dari judulnya saja sudah bisa di tebak bahwa ini adalah novel beraroma Jepang. Apalagi dengan label “Naskah Terbaik #lombanoveljepang2013” saya yakin novel ini telah melalui proses penyeleksian ketat hingga juri memutuskannya untuk diterbitkan.
Haru no Tabi adalah novel teenlit yang menceritakan Hisano Hayashi dan Toshihiko Hikawa pada musim semi. Hisa adalah seorang siswi setingkat SMA yang tubuhnya bergantung pada injeksi insulin. Ia adalah pengidap penyakit diabetes mellitus yang membuatnya tak bisa menikmati beberapa jenis makanan.
Hari itu, pada saat upacara penerimaan murid baru, Hisa melarikan diri dari sekolah dan rumahnya yang penuh aturan. Sebenarnya itu karena kakak dan orangtuanya khawatir terhadap Hisa. Hari itu pula Hisa juga sudah merencanakan untuk mengikuti seorang lelaki bernama Hikawa-Senpai, kakak kelasnya yang kini telah lulus. Hampir setahun gadis itu membuntuti sang senpai hingga luluspun Hisa tetap melakukan kebiasaannya mengekor dan mengawasi Hikawa-senpai dari kejauhan.
Hisa nyaris kehilangan jejak Hikawa-Senpai dalam aksi menguntitnya ketika berada di Tokyo Sky Tree, sebuah menara pemancar siaran televisi tertinggi di Tokyo. Gadis itu bertanya pada seorang bocah asing yang malah membuat bocah itu ketakutan. Hisa yang tak bisa berbahasa Inggris kebingungan ketika sang ibu memarahinya. Dalam moment itulah Hisa bertatap muka dengan Hikawa-Senpai yang membantunya berkomunikasi. Akhirnya, Hisa membujuk Hikawa-senpai untuk melakukan perjalanan bersama dengan tujuan ke Okinawa.
Dari situlah rangkaian perjalanan Hisa dan Hikawa-senpai dari kota ke kota dimulai. Berbagai kisah seru dan tingkah konyol Hisa membuat perjalanan semakin menyenangkan. Hisa merasa lebih bebas dari biasanya meskipun ia masih harus berhati-hati memilih makanan. Selama itupun, ia menyembunyikan penyakitnya dari Hikawa-senpai dan secara diam-diam menyuntikkan insulin setiap hari tanpa menimbulkan kecurigaan.
Apa yang terjadi sehingga Hikawa-Senpai memaksanya untuk pulang, padahal mereka belum sampai di Okinawa? Apakah Hisa salah makan atau karena sakitnya semakin parah? Jangan. Jangan menyimpulkan sendiri sebelum bembaca novel ini secara utuh.
Novel perjalanan yang dengan rapi mengeksplor spot-spot menarik dengan local wisdom-nya di Jepang. Dengan membaca novel ini, kita dibawa untuk berkeliling Jepang dan seolah-olah merasakan sendiri suasana musim semi yang tak pernah ada di Indonesia. Penulis berhasil mengemasnya dengan rapi dan imbang sehingga narasi-narasi yang menggambarkan seting tidak terkesan membosankan. Istilah-istilah asing (Jepang) yang dipakai juga merupakan bahasa sehari-hari di Jepang sehingga sangat mudah diartikan dan memberikan pengetahuan baru bagi pembaca.

Saya sangat menikmatinya. 

  (Reezumi)


1 comment:

Local Business Directory, Search Engine Submission SEO Tools